Categories: Ekonomi dan Bisnis

BKPM: Komitmen Investasi Eropa Capai Rp6,53 Triliun

Jakarta–Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku, Eropa masih melihat Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik, hal ini ditandai dengan meningkatnya komitmen investasi yang masuk ke Indonesia dari negara-negara di kawasan tersebut.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, berdasarkan data BKPM terkait dengan komitmen investasi dari negara-negara Eropa pada bulan Januari 2016 mencapai Rp6,53 Triliun, atau naik hampir 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp670 miliar.

Kenaikan komitmen investasi Eropa tersebut, kata Franky, menunjukkan bahwa adanya lanjutan tren positif pada 2015, dimana komitmen investasi Eropa sepanjang 2015 mengalami kenaikan 16% menjadi Rp37,3 triliun jika dibandingkan dengan 2014 yang sebesar Rp32,2 triliun.

Menurutnya, mayoritas minat investasi dari negara-negara Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman Perancis dan Swiss mengalami pertumbuhan. Komitmen investasi dari beberapa negara Eropa pada Januari 2016 antara lain, Belanda sebesar Rp4,38 triliun, Inggris Rp1,12 triliun, Jerman Rp590 miliar, dan Perancis Rp123 miliar.

Komitmen investasi dari hampir semua negara-negara besar di Eropa juga mencatatkan pertumbuhan komitmen investasi sepanjang tahun 2015 antara lain Inggris sebesar Rp9,19 triliun naik 338%, Jerman Rp 7,82 triliun naik 414%, Perancis Rp5,89 triliun naik 230% dan Swiss Rp3,3 triliun tumbuh 549%.

“Hanya Belanda yang mengalami penurunan komitmen investasi tahun 2015 sebesar 71% menjadi Rp5,94 triliun,” ujar Franky dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2016.

Dia menambahkan, bahwa BKPM juga mengidentifikasi minat investasi dari negara-negara Eropa sepanjang 2015 sebesar US$12,33 miliar, yang terdiri dari sektor hilirisasi sumber daya mineral US$7 miliar, sektor infrastruktur US$4,7 miliar, dan sektor padat karya US$444 juta.

“Minat Perusahaan-perusahaan dari negara-negara Eropa tersebut baik yang disampaikan melalui kantor perwakilan BKPM di London, maupun perwakilan RI di negara-negara tertentu,” tukasnya.

Selain itu, kata dia, BKPM juga mencatat beberapa perusahaan Eropa yang sedang melakukan konstruksi merealisasikan rencana investasinya. Perusahaan tersebut di antaranya bergerak di bidang telekomunikasi, industri kimia, industri ban, dan industri minyak pelumas.

Sebelumnya Britcham mempublikasikan hasil survey Indeks Kepercayaan Bisnis 2015, di mana Britcham menyebutkan bahwa pelaku bisnis Eropa masih memandang Indonesia sebagai tujuan investasi.

Lima sektor yang dianggap prospektif dan diminati yakni Infrastruktur dan konstruksi 71%, pariwisata dan jasa 60%, makanan dan minuman 54%, ritel 52% serta perikanan 43%. Lokasi yang paling banyak diincar Sulawesi 30% dan Sumatera 24%. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Tak Hanya Australia, Indomie juga Pernah Ditarik di Dua Negara Ini

Jakarta – Empat varian rasa produk mi instan Indomie milik PT Indofood CBP Sukses Makmur… Read More

22 mins ago

Rupiah Tembus Rp16.300 per Dolar, Begini Respons Airlangga

Jakarta – Rupiah sempat menembus Rp16.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto… Read More

36 mins ago

Tolak PPN 12 Persen, Ekonom Sarankan Pemerintah Terapkan Kebijakan Ini

Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyatakan menolak… Read More

53 mins ago

Tampil di KTT Kairo, Presiden Prabowo Angkat Potensi Negara-Negara D-8

Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti potensi besar negara-negara anggota Developing Eight (D-8)… Read More

2 hours ago

BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Himperra untuk Optimalisasi Program MLT Perumahan Pekerja

Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan bersama Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) bersinergi untuk meningkatkan… Read More

2 hours ago

Bergerak Fluktuatif, IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,26 Persen

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More

2 hours ago