Ekonomi dan Bisnis

BKPM: Kemajuan Teknologi Buat Industri Ritel “Amburadul”

Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, kemajuan teknologi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, telah menyebabkan industri ritel tertekan. Hal ini tercermin tutupnya sejumlah gerai ritel konvensional yang menjadi gambaran jelas pada industri itu.

“Saya percaya dunia ritel di dunia sedang dalam proses jungkir balik. Amburadul. Transformasi yang sangat traumatis,” ujar Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, di Jakarta, Senin, 30 Oktober 2017.

Dirinya mengakui, maraknya penyedia platform jasa secara online, mau tidak mau telah menggerus pasar ritel konvensional. Terpuruknya industri ritel, pun tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga pusat-pusat perbelanjaan di negara lain seperti Amerika Serikat.

“Online ini kecil, tapi pedas. Dampaknya bisa berkali-kali lipat. Go-Jek, Grab, Uber, online delivery, orang malas jauh-jauh, panas, macet. Tinggal pencer-pencet, bayar online, di antar kerumah. Sektornya masih kecil, tapi dampaknya,” ucap dia.

Meski demikian, lanjut dia, kondisi ritel konvensional saat ini tidak hanya dipengaruhi dari banjirnya sektor e-commerce belanja daring/online. Menurutnya, ada beberapa hal lain, yang telaha memberikan tekanan tersendiri bagi industri ritel konvensional.

Salah satunya, adalah pola konsumsi masyarakat, yang cenderung memilih menggelontorkan dananya hanya untuk pergi liburan dibandingkan harus berbelanja. Pergeseran pola konsumsi tersebut, pun harus dijadikan strategi bagi industri ritel untuk tetap bertahan.

“Orang-orang lebih ke kongkow-kongkow di cafe, restoran, pariwisata. Sekarang yang bikin orang dahsyat adalah selfie di tempat wisata, upload ke Instagram,” paparnya.

Di isi lain, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku, pertumbuhan industri ritel tengah mengalami perlambatan seiring dengan adanya perubahan pola konsumen. Hal ini terlihat dari tren pertumbuhan industri ritel yang terus menurun sejak 2013 silam.

Pada Semester I 2017 industri ritel hanya mengalami pertumbuhan sebesar 3,7 persen sedangkan tahun sebelumnya masih di atas 10 persen.‎ Kendati demikian, pertumbuhan industri ritel pada Semester II 2017 diharapkan masih dapat tumbuh kisaran 8-9 persen. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

16 hours ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

16 hours ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

17 hours ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

17 hours ago

Keluarga Ini Jadi Paling Tajir di Taiwan Berkat Bank dan Asuransi, Intip Siapa Mereka

Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More

18 hours ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

18 hours ago