Gresik–Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani kembali meninjau megaproyek JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate), sebuah kawasan industri terpadu yang terintegrasi dengan fasilitas pelabuhan di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Kedatangan Kepala BKPM untuk yang ketiga kalinya ini menyiratkan keseriusan pemerintah untuk terus mendukung pengembangan kawasan industri, termasuk JIIPE, sebagai solusi logistik.
“Dengan pengembangan kawasan industri menjadi pusat logistik berikat sebagai solusi logistik, maka hal positif tersebut akan meningkatkan daya saing Indonesia sebagai tempat berinvestasi,” ujar Franky seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 10 November 2015.
BKPM, terang Franky, menyadari betapa mendesaknya pengembangan kawasan industri di tengah ketatnya persaingan global untuk menarik investasi. Beberapa investor yang datang ke BKPM juga sudah mulai membandingkan antara kawasan industri di Indonesia dengan kawasan industri di negara-negara tetangga. Upaya untuk menjadikan kawasan industri sebagai solusi logistik dilakukan dengan menyiapkan infrastruktur pendukung di dalam kawasan pusat logistik berikat tersebut di antaranya, pembangunan pelabuhan laut dalam, power plant, dan jalur kereta api.
Untuk JIIPE, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III dengan PT AKR Corporindo terus menggenjot pembangunan infrastruktur di proyek joint venture keduanya tersebut.
Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto mengungkapkan, hingga kini komitmen investasi yang sudah dikeluarkan Pelindo III sudah mencapai Rp5,5 triliun. “Berdasarkan perhitungan pada tahun 2014, investasi infrastruktur total akan menghabiskan dana sebesar Rp35 triliun yang akan dilakukan bertahap sesuai dengan pertumbuhan penggunaan kawasan industri di sana” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, Bambang Soetiono memaparkan, investasi tersebut akan digunakan untuk membangun berbagai fasilitas yang mendukung JIIPE agar efektif menurunkan logistic cost.
Dengan segala potensi yang dimiliki JIIPE sebagai kawasan pusat logistik berikat yang dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan biaya logistik nasional. “Dukungan pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mengintegrasikan aspek jaringan (transportasi) agar memastikan JIIPE menjadi pusat logistik berikat yang sangat efisien, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat karena daya saing Indonesia meningkat,” tegas Djarwo.
JIIPE memiliki kawasan industri seluas 2.933 hektar dan berlokasi di Gresik kini dalam proses konstruksi. Saat ini, JIIPE setidaknya telah menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja langsung, di mana 90% berasal dari masyarakat di sekitarnya. Hingga kini, sudah ada lima perusahaan yang akan membangun di kawasan industri JIIPE, yaitu perusahaan smelter, petrokimia, dan pengolahan garam untuk industri. Kelima perusahaan sedang melakukan konstruksi dan dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja langsung. Sementara itu, seluruh kawasan industri ini dapat menyerap sekitar 60 ribu tenaga kerja langsung.(*) Apriyani Kurniasih
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More