Categories: Ekonomi dan Bisnis

BKPM : Ford Hengkang, Tak Pengaruhi Investasi RI

Jakarta – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyatakan, bahwa keputusan salah satu produsen otomotif global Ford Motor yang akan berhenti beroperasi di Indonesia, dianggap tidak mempengaruhi investasi industri otomotif di tanah air.

Sebagaimana diketahui produsen otomotif tersebut melalui website resmi PT Ford Motor Indonesia telah mengumumkan untuk menutup seluruh aktivitas operasional mereka termasuk menutup seluruh dealership dan menghentikan penjualan serta impor resmi seluruh kendaraan Ford.

Franky mengungkapkan, daya tarik investasi sektor otomotif di Indonesia masih cukup tinggi. Menurutnya, keputusan Ford Motor Indonesia untuk menghentikan kegiatannya di Indonesia, bukanlah sinyal menurunnya daya tarik investasi sektor otomotif.

Lebih lanjut dia menambahkan, dari data yang dimiliki oleh BKPM, perizinan Ford Motor Indonesia adalah di bidang usaha perdagangan besar, perdagangan impor dan pelayanan purna jual, serta bidang usaha pemeliharaan dan reparasi mobil.

“Tidak ada perizinan di bidang usaha industri otomotif. Hingga kini, perusahaan juga belum mengajukan belum mengajukan pencabutan atas izin usaha yang dimiliki  ke BKPM,” tukasnya.

Franky menyampaikan, minat investasi industri otomotif ke Indonesia tetap tinggi ditandai dengan geliat investasi di sektor otomotif tanah air. “Ke depan, kami tetap optimistis bahwa perkembangan investasi di bidang otomotif akan terus meningkat,” ucapnya.

Berdasarkan data BKPM di 2015 menunjukkan, bahwa realisasi investasi sektor industri alat angkutan dan transportasi, termasuk di dalamnya otomotif, mencapai Rp23,57 triliun, atau naik 6,5% jika dibandingkan dengan realisasi 2014 yakni Rp22,13 triliun.

Sedangkan untuk investasi asing yang khusus sektor otomotif baik industri maupun jasa (perdagangan dan reparasi) tercatat mencapai Rp21,6 triliun atau meningkat 13% dari tahun sebelumnya Rp19 triliun.

Sementara berdasarkan data International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA) rasio kepemilikan mobil di Indonesia yaitu sekitar 77 unit per 1.000 penduduk, sementara di Malaysia sekitar 397 unit per 1.000 penduduk, melihat jumlah rasio kepemilkan mobil tersebut menunjukkan bahwa peluang pasar mobil di Indonesia masih sangat besar. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

3 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

5 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

6 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago