Jakarta – Ajaib Kripto melihat pergerakan Bitcoin pada hari ini (16/7) mengalami peningkatan sebanyak 6,35 persen ke posisi USD64.600 dan sempat mendekat level USD65.000 pada perdagangan kemarin (15/7).
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, memprediksi bahwa, jika Bitcoin mampu bertahan di atas support USD64.000 maka dapat melanjutkan peningkatan ke level resistance selanjutnya pada posisi USD69.000, tetapi jika turun di bawah USD64.000, Bitcoin diperkirakan dapat melemah ke level USD62.000.
Panji menjelaskan, peningkatan dari pasar kripto tersebut, didorong oleh beberapa faktor, seperti peristiwa politik, inflasi yang melandai, pidato dovish dari Jerome Powell serta akumulasi dari manajer investasi.
Baca juga: Pasar Kripto Wait and See Jelang Rilis CPI dan FOMC The Fed
“Efek Trump, sebagai kandidat yang pro-Bitcoin, telah memainkan peran penting dalam dinamika ini. Disusul dengan peningkatan likuiditas dengan Investor yang merasa yakin dengan kesehatan Trump, meningkatkan kepercayaan mereka terhadap aset digital, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan dramatis ini,” ucap Panji dalam risetnya di Jakarta, 16 Juli 2024.
Lalu, data Indeks Harga Konsumen AS (CPI) yang dirilis pada Kamis (11/7) pekan lalu turun menjadi 3 persen yoy, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,1 persen dan juga lebih rendah dari 3,3 persen yang tercatat pada bulan Mei.
“Selain itu, meskipun target inflasi masih di atas target The Fed yaitu 2 persen yoy. Jerome Powell mencatat bahwa Federal Reserve tidak akan menunggu sampai inflasi turun menjadi 2 persen untuk memangkas suku bunga karena kondisi makroekonomi, menurut pidatonya pada Senin (16/7). Sentimen positif tersebut berpotensi akan menarik likuiditas masuk lebih banyak ke pasar kripto,” imbuhnya.
Baca juga: Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Aset Kripto, Nilainya Fantastis
Adapun, aksi akumulasi manajer investasi terjadi di tengah pemerintah Jerman yang telah sepenuhnya melepaskan kepemilikan Bitcoin-nya setelah 23 hari penjualan. Berdasarkan data dari Arkham Intelligence, saldo kepemilikan Bitcoin pemerintah menunjukkan nol.
“Pemotongan suku bunga menguntungkan aset berisiko, termasuk Bitcoin, dan diperkirakan akan memicu reli di pasar saham dan tradisional. Beberapa perusahaan institusional memproyeksikan pemotongan suku bunga pada September dan akhir tahun karena inflasi mendingin. Arus masuk besar ke ETF Bitcoin di AS dan global menunjukkan ketahanan pasar crypto dan minat institusional yang kuat, menjadi indikator positif untuk masa depan,” tutup Panji. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More