Pasar Modal

Bitcoin Cetak Rekor Harga Tertinggi, Ternyata Ini Pemicunya

Jakarta – Pada perdagangan kemarin (12/3), Bitcoin mengalami penguatan hingga menyentuh harga USD72.041 per koin atau naik sebanyak 4,83 persen, dengan volume transaksi sebesar USD64,71 miliar, dan kapitalisasi pasar USD1,41 triliun.

Pengamat Kripto dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa rekor harga tertinggi Bitcoin terjadi sebagai perpanjangan dari reli yang dipicu oleh persetujuan ETF spot pada Januari lalu, yang mengundang sejumlah besar modal institusional ke dalam token.

Baca juga: Sentuh Level USD72.800, Bitcoin Cetak Harga Tertinggi Sepanjang Masa

“Permintaan Bitcoin telah didorong oleh persetujuan dana baru yang diperdagangkan di bursa yang melacak harganya pada awal tahun ini, serta ekspektasi bahwa The Fed akan segera mulai menjauh dari kebijakan yang membatasi. Pasar juga telah didukung oleh peristiwa “separuh” yang akan datang dan akan membendung sebagian aliran pencetakan Bitcoin,” ucap Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, 13 Maret 2024.

Kemudian, ETF Bitcoin mencatat penghasilan arus masuk mingguan sebesar USD2,7 miliar, di mana Bitcoin tetap menjadi satu-satunya pendorong arus masuk modal ke pasar kripto, dengan token utama lainnya, seperti Ethereum dan Solana, mengalami arus masuk atau arus keluar yang minimal.

Adapun, persetujuan ETF Bitcoin pada awal 2024 memicu aliran modal institusional yang besar ke dalam mata uang kripto terbesar di dunia, mengingat bahwa mereka mengizinkan paparan terhadap token tanpa harus berinvestasi langsung dalam kripto.

Baca juga: Ada ‘Bahaya’ Mengintai di Tengah Tren Harga Bitcoin yang Meroket

“Lonjakan nilai Bitcoin baru-baru ini menggarisbawahi kekuatan dan ketahanan luar biasa dari mata uang kripto terkemuka ini. Pencapaian ini tidak hanya menandai tonggak sejarah yang signifikan tetapi juga mencerminkan kepercayaan dan permintaan yang berkelanjutan di pasar,” imbuhnya.

Sebagai informasi, harga Bitcoin juga sempat melampaui harga tertinggi pada tahun 2021. Namun, volume perdagangan token, terutama di bidang ritel, masih berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan yang terlihat pada 2021. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

8 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

9 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

10 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

17 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

18 hours ago