Menurut Suwandi, kedua bisnis ini sudah memasuki masa jenuhnya. Hal ini sudah mulai terbaca sejak akhir tahun 2013, dan belum ada alternatif pembiayaan yang mampu menggantikan posisi kedua jenis pembiayaan tersebut.
Dia melanjutkan, pembiayaan alternatif masih dicari oleh para pelaku industri. Salah satunya adalah pembiayaan modal kerja dan pembiayaan infrastruktur. Hal ini masih menjadi ceruk pasar yang masih diolah oleh pelaku industri pembiayaan.
Baca juga: APPI Anggar Kasus Arjuna dan Bima Tida Berdampak Sistemik
“Untuk masuk ke pembiayaan lainnya, perusahaan pembiayaan masih mengalami kendala lainnya. Pihak perbankan masih belum yakin untuk memberikan pendanaan ke sektor tersebut,” kata Suwandi.
Tidak hanya keraguan dari pihak perbankan, pihak pejaminan kredit seperti Jamkrindo dan Askrindo juga belum memantapkan niatnya untuk membantu perusahaan pembiayaan. (*) Indra Haryono
Page: 1 2
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More