Jakarta – PT. BISI International Tbk sebagai salah satu produsen benih hybrida memaparkan terkait pantangan yang terjadi saat pandemi, proporsi penjualan, serta hal-hal yang akan difokuskan di tahun 2022 ini.
Direktur Utama BISI International mengatakan, bahwa pada awal pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor industri dan pertanian. Tantangan yang terjadi pada saat itu diantaranya adalah melonjaknya harga bahan baku pestisida yang sangat signifikan hingga 300% untuk 2 jenis bahan baku dan tidak stabilnya harga dari produk hasil petani buah dan sayur karena terjadi penurunan permintaan benih holtikultura yang dikarenakan turun pula minat petani dalam menanam buah dan sayur.
“Pantangan di 2021 pandemi mempengaruhi semua sector industry tidak terkecuali sector pertanian yang kami geluti, tapi tentunya kita melihat dengan kondisi saat ini pandemic sudah lebih baik dibanding sebelumnya dari tahun 2021 yang lalu juga berbagai kondisi global ekonomi kami mengalami 1 tantangan yang cukup berat dimana harga dari bahan baku pestisida naiknya sangat signifikan 300% untuk 2 jenis bahan baku. Ketika kami mencoba untuk mengatur kembali secara internal kami bisa melewati itu,” ujar Direktur Utama PT. BISI International Tbk dalam Public Expose, Senin 23 Mei 2022.
Sementara itu, ia juga menjelaskan terkait proporsi penjualan di tahun 2021, untuk benih jagung sebesar 42%, pestisida 45%, holtikultura 11%, dan sisa dari hasil tersebut merupakan produk di luar dari 3 produk utama. Kemudian ia juga menambahkan bahwa angka market share untuk jagung sebesar 48%, agrochemical 9,5%, dan holtikultura 28%.
Pada tahun 2022 ini BISI tetap optimis dan fokus dalam memperkuat hal-hal yang telah berjalan dengan sangat baik pada masa krisis yang telah dilewati. Beberapa hal yang akan difokuskan adalah perusahaan akan melakukan promosi dan melakukan pemerataan produk-produk. Lalu, berfokus menghasilkan varietas-varietas yang unggul baik untuk tanaman pangan maupun tanaman holtikultura. Serta, pengembangan kemitraan jagung yang sudah dimulai sejak tahun 2021.
“Perusahaan optimis untuk tahun 2022 ini dari sisi populasi, dari sisi kebutuhan terhadap pangan yang berkualitas tahun ke tahun akan naik dimana ini akan menjadi satu trigger yang baik untuk kebutuhan pangan akan menimbulkan satu permintaan yang meningkat,” tutupnya. (*) Khoirifa
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti potensi besar negara-negara anggota Developing Eight (D-8)… Read More
Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan bersama Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) bersinergi untuk meningkatkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More
Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akhirnya buka suara ihwal penarikan varian rasa Indomie… Read More
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex… Read More
Jakarta – Rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat setelah data Produk… Read More