Categories: Moneter dan Fiskal

Bila Tak Ditangani, Kurs Rupiah ke Arah Krisis 1998

Jika kondisi perekonomian dan Rupiah dibiarkan terus menerus seperti ini, maka potensi krisis yang dikhawatirkan seperti 1998 silam bakal terjadi. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Kondisi perekonomian yang melambat sejak kuartal I-2015 yang hanya tumbuh 4,71% dan menurun lagi menjadi 4,67% di kuartal II 2015 telah berdampak kepada indikator kesejahteraan masyarakat yang semakin memburuk. Hal tersebut dikhawatirkan akan mendorong krisis seperti 1998 silam.

Posisi nilai tukar Rupiah sendiri sempat menyentuh level terendah sebesar Rp16.650 per 1USD kala krisis 1998, tepatnya pada tanggal 17 Juni 1998.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, indikator kesejahteraan masyarakat yang semakin memburuk ini tidak menutup kemungkinan akan memicu krisis seperti era Presiden Soeharto, terlebih kondisi tersebut juga didorong oleh nilai tukar Rupiah yang sempat menginjak di level Rp14.000-an per USD.

Menurutnya, krisis yang terjadi pada 1998 silam disebabkan karena likuiditas perbankan yang tipis, sehingga tidak mampu membiayai sektor rill, dan berdampak kepada pengangguran yang meningkat. “Pengangguran tinggi, kemiskinan meningkat, itu yang mendorong terjadinya krisis sosial,” ujar Enny di Jakarta, Senin, 24 Agustus 2015.

Lebih lanjut dia menilai, jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka potensi krisis yang dikhawatirkan seperti 1998 silam bakal terjadi. Oleh sebab itu, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator yang menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, harus dapat berupaya agar pelemahan rupiah yang saat ini terjadi tidak berdampak ke daya beli masyarakat.

“Pasti berpotensi kalau terus menerus begini dan tidak ditangani, nah Rupiah itukan hanya trigger, tetapi bagaimana supaya menahan Rupiah itu tidak mempunyai implikasi terhadap daya beli serta penurunan investasi, itu kan yang paling penting dan itu kan yang bisa dilakukan,” tutupnya. (*)

@rezki_saputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

21 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

19 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

20 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

21 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

21 hours ago