Jakarta – Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir di sepanjang tahun 2020 menjadi momok bagi sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Omzet mereka anjlok. Bongkar pasang strategi bisnis dilakukan agar tetap bertahan.
Memasuki tahun baru, mereka berharap perekonomian mulai pulih. Hal itu bisa menjadi penyebab atas masih lesunya kredit UMKM secara industri. Namun, ke depan diperkirakan segmen ini bisa tumbuh lebih tinggi sejalan dengan stimulus yang diberikan pemerintah melalui program Penjaminan Pembiayaan Modal Kerja Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
PT Jamkrindo Syariah (JamSyar) sendiri sebagai perusahaan penjaminan mengaku siap meningkatkankan perannya di 2021 dalam mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional, tetunya lewat penjaminan syariah.
Tidak tanggung-tanggung, tahun ini, pihak JamSyar menargetkan penjaminan khusus program PEN untuk pelaku usaha mikro dan super mikro mencapai Rp5,8 triliun. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun 2020 yang mencapai Rp2,4 triliun.
JamSyar optimis target tersebut bisa tercapai, mengingat, berdasarkan informasi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebanyak 84,20% UMK dan 82,29% UMB terdampak Covid-19.
Beberapa faktor permasalahan yang
dihadapi pelaku UMK selama pandemic adalah kesulitan dalam memperoleh bahan baku, produksi terhambat, distribusi terhambat, permintaan menurun dan permodalan.
Disisi lain, sebanyak 69,02% dari pelaku UMK membutuhkan bantuan Modal Kerja untuk dapat membangun kembali usahanya dan membangkitkan perekonomian Indonesia.
“Sebagai perusahaan penjaminan syariah, kami memiliki program pejaminan modal kerja dalam mendukung PEN. Dengan semakin banyak kita melakukan penjaminan, maka dengan begitu, peran kami di tahun ini akan lebih banyak dirasakan manfaatnya buat masyarakat,” kata Direktur Utama JamSyar, Gatot Suprabowo kepada Infobank, Selasa, 19 Januari 2021.
Selama periode tahun 2020, JamSyar sendiri telah memberikan Penjaminan kepada 726.131 pelaku bisnis (UMKM) dengan total Volume Penjaminan sebesar Rp32,401 Triliun.
Tahun ini perusahaan optimis bisa meningkatkan total pejaminan hingga Rp45 triliun atau meningkat sebesar Rp13 triliun dari periode sama tahun sebelumnya.
Keoptimisan tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya kata Gatot, pemegang saham telah berkomitmen mendukung penuh JamSyar dengan menyuntikan modal hingga Rp400 miliar. Dengan begitu, kapasitas perusahaan untuk berkembang lebih besar lagi bisa tercapai.
Peluang JamSyar sendiri untuk menggali potensi dalam rangka menggerakkan roda perekonomian khususnya pelaku usaha UMKM dalam kondisi saat ini masih sangat besar, meskipun dalam kondisi terdampak pandemic covid19.
Dengan selalu membangun rasa percaya diri dan optimisme, JamSyar yakin akan bisa melewati target-target yang telah ditetapkan tahun ini, diantaranya laba bisa tumbuh 2 kali lipat dari tahun 2020.
Seperti diketahui, meskipun dalam kondisi pandemi, kinerja JamSyar masih tetap positif. Pada posisi 31 Desember 2020, Total Aset JamSyar adalah sebesar Rp1.51 triliun dan dibandingkan dengan posisi 31
Desember 2019 adalah sebesar Rp1.06 triliun atau mengalami pertumbuhan secara YoY sebesar 42,41%.
Disisi lain, ekuitas JamSyar mengalami pertumbuhan sebesar 23,28% menjadi sebesar Rp687,57 miliar. Pertumbuhan Aset dan Ekuitas tersebut disebabkan oleh pertumbuhan bisnis dan penambahan modal seiring dengan meningkatnya kepercayaan pemegang saham.
Sehingga laba yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp48,76 Miliar.
“Patut kami sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mitra dan stakeholders atas kepercayaannya dan dukungannya kepada kami. Melalui penjaminan syariah, kami berkomitmen akan terus meingkatkan layanan sebaik mungkin di tahun ini,” tutup Gatot. (*)
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More
Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More