Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis penyaluran kredit akan tumbuh agresif pada tahun ini. Hal ini tercermin dari kinerja kredit BRI sepanjang 2023 yang tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun.
Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023.
“Kalau sekarang BRI tumbuh kreditnya 11,2 persen, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024 yakni di sekitar 11-12 persen,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam keterangan resmi, Jumat, 2 Februari 2024.
Baca juga: Imbal Hasil Menjanjikan, BRI Pede Penjualan ORI025 Bakal Moncer
Terkait hal ini, Sunarso mengungkapkan strategi BRI akan tetap fokus di segmen UMKM, khususnya segmen ultra mikro. Oleh karena itu, Holding Ultra Mikro (UMi) akan tetap dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru.
Kemudian yang kedua, BRI akan tetap memastikan likuiditas cukup, kendati ketatnya likuiditas perbankan nasional dampak dari era suku bunga yang tinggi,
“BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, dimana tercatat LDR BRI pada akhir Desember 2023 sebesar 84,2 persen. Selain itu, BRI juga mampu menjaga rasio kecukupan modal (CAR) di level memadai sebesar 27,3 persen. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik di tahun 2024,” imbuhnya.
Faktor lain yang mendorong optimisme perseroan menyalurkan kredit secara agresif yakni permodalan yang cukup.
“Dari sisi permodalan, saat ini CAR BRI lebih dari 27 persen, sangat mendukung kemampuan BRI menumbuhkan kredit. Sampai 5 tahun ke depan pun Insya Allah tidak ada isu permodalan,” tambahnya.
Strategi lain akan dilakukan dengan kemampuan BRI mengelola risk management dengan baik.
“Jadi BRI tetap ekspansi, tetapi dengan guide risk management yang memadai. Dan sudah barang tentu prinsip-prinsip ESG,” kata Sunarso.
Baca juga: Bank Mandiri Targetkan Kredit 2024 Tumbuh Hingga 15 Persen, Intip Strateginya
Bukti penerapan risk management yang baik tercermin dari NPL BRI dimana hingga akhir Desember 2023 terkendali di level 2,95 persen dengan NPL Coverage sebesar 229,09 persen.
Sementara itu Loan at Risk (LAR) BRI tercatat sebesar 13,8 persen pada akhir Desember 2023, di mana angka ini sudah menurun signifikan apabila dibandingkan dengan LAR BRI pada posisi tertinggi saat puncak COVID di September 2020 yakni sebesar 29,8 persen.
“Kemampuan BRI dalam mengelola NPL dibawah 3 persen tersebut membuktikan prinsip risk management telah dijalankan dengan baik oleh BRI mengingat mayoritas portofolio BRI ada di segmen UMKM,” tutup Sunarso. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terus berupaya mendukung transformasi digital, khususnya bagi… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - Dalam rangka mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan, BRI Insurance berkomitmen turut… Read More