Perbankan

Biaya Operasional Tinggi, Bunga Kredit Sulit Turun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, masih lambannya penurunan suku bunga kredit perbankan dalam merespon 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini sebesar 4,25 persen, salah satunya disebabkan oleh belum efisiennya bank-bank besar dalam mengejar target perolehan laba.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Aditysawara di Jakarta, Jumat, 17 November 2017 mengungkapkan, seharusnya para pemegang saham perbankan dapat memberikan target tertentu kepada para direksi perbankan untuk mampu memangkas biaya operasionalnya.

Menurutnya, dengan menurunkan biaya operasional, maka perbankan tetap dapat mengejar target laba yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).

“Jika biaya dana sudah turun, nah biaya operasional juga seharusnya turun. Ini harus ditargetkan pemegang saham. Jadi laba yang sama bisa dicapai dengan biaya operasional yang turun bukan selalu dengan Marjin Bunga Bersih,” ujar Mirza.

Sementara berdasarkan data BI, sejak awal 2016 hingga saat ini, atau setelah Bank Sentral menurunkan suku bunga kebijakan moneternya (BI 7-day Reverse Repo Rate) yang sudah sebesar 200 basis poin, suku bunga kredit perbankan tercatat baru turun 128 basis points (bps).

Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan kredit yang dirilis Bank Sentral, pada September 2017 kredit tercatat tumbuh sebesar 7,9 persen (yoy), atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,3 persen (yoy). Melihat kondisi ini, BI pun merevisi pertumbuhan kredit 2017 menjadi single digit atau 8 persen.

Meskipun pertumbuhan kredit industri perbankan tersendat, namun laba perbankan terus bertumbuh. Hal ini mengindikasikan fungsi intermediasi bank yang stagnan. Misalnya Bank BCA yang meraup pertumbuhan laba bersih 11,3 persen menjadi Rp16,8 triliun di kuartal III 2017 dari Rp15,1 triliun pada kuartal III 2016.

Selain BCA, Bank Mandiri juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp15,07 triliun, atau mengalami pertumbuhan signifikan 25,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk pertumbuhan penyaluran kredit Mandiri juga tercatat sebesar 9,8 persen di kuartal III 2017. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kolaborasi UKP dan Kemenkop Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Poin Penting UKP Ekonomi dan Kemenkop RI berkolaborasi memperkuat ekonomi kerakyatan melalui Program Ekonomi Kerakyatan… Read More

2 hours ago

AM Best Afirmasi Rating A- dengan Outlook Stabil Bikin TUGU Makin Menarik di Mata Investor

Poin Penting AM Best merevisi outlook TUGU dari negatif menjadi stabil, sekaligus menegaskan rating FSR… Read More

3 hours ago

Adhi Karya Percepat Pembangunan Huntara untuk Warga Terdampak Bencana di Aceh Tamiang

Poin Penting Adhi Karya mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) di Aceh Tamiang sebagai bagian dari… Read More

3 hours ago

IHSG Ditutup Menguat ke Posisi 8.646 pada Akhir Perdagangan 2025

Poin Penting IHSG ditutup naik tipis di akhir perdagangan 2025 pada level 8.646,93 (+0,03 persen)… Read More

6 hours ago

Diam-diam Ada yang Borong Saham J Trust Bank Jelang Tutup 2025

Poin Penting Empat direksi J Trust Bank kompak menambah kepemilikan saham BCIC pada 29 Desember… Read More

7 hours ago

IHSG Cetak 24 Kali Rekor Tertinggi Sepanjang 2025

Poin Penting Sepanjang 2025, IHSG 24 kali menyentuh rekor tertinggi dan sempat mencapai ATH di… Read More

7 hours ago