Moneter dan Fiskal

BI Ungkap Kebijakan Trump Bikin Seret Aliran Modal Asing ke Negara Berkembang

Aceh – Bank Indonesia (BI) memandang kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump di era pemerintahan baru akan memberikan dampak terhadap aliran modal asing ke negara berkembang.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya menyebutkan sejumlah kebijakan Presiden AS Donald Trump seperti tarif impor, pemangkasan pajak korporasi, pengetatan ketenagakerjaan yang diterapkan berpotensi menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

Sehingga, dengan keadaan tersebut akan meningkatkan ketidakpastian global yang juga menyebabkan ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih terbatas.

Terlebih, kebijakan tarif impor yang diberlakukan AS tidak hanya meningkatkan inflasi dari sisi permintaan tetapi juga dari sisi harga barang impor.

Baca juga: Cadangan Devisa RI Naik Tipis jadi USD156,1 Miliar di Januari 2025

Selain itu, kebijakan pajak yang memberikan insentif bagi korporasi turut mendorong pertumbuhan ekonomi AS, namun di sisi lain meningkatkan defisit fiskal yang ujungnya berkontribusi pada kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS.

“Hasilnya ini berdampak ke yield US, baik itu yang jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi ini juga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield USD karena kenaikan defisitnya,” kata Juli dalam Pelatihan Media di Kantor Perwakilan BI di Aceh, Jumat 7 Februari 2025.

Selain itu, kebijakan ketenagakerjaan yang memperketat keberadaan tenaga kerja ilegal di AS  juga akan meningkatkan tekanan inflasi di negara tersebut.

Baca juga: Awas! Gegara Trump, Indonesia Bisa Kebanjiran Produk China

Dampak dari kebijakan-kebijakan ini adalah bergesernya aliran modal asing.Investor global akan cenderung mengalihkan dananya ke aset-aset berbasis dolar AS. Hal ini menyebabkan penurunan aliran modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Ini yang kita lihat di bawah, aliran modal dari negara berkembang, ini inflowsnya berkurang, jadi either inflowsnya berkurang atau malah mengalami, netnya mengalami outflows, semuanya menuju ke AS,” ungkapnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

4 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

5 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

6 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

7 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

7 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

8 hours ago