Moneter dan Fiskal

BI: Uang Beredar di Februari 2025 Capai Rp9.239 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh lebih tinggi pada Februari 2025. Posisi M2 tercatat sebesar Rp9.239,9 triliun, atau meningkat sebesar 5,7 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 yang sebesar 5,5 persen yoy.

Berdasarkan laporan statistik uang beredar BI, berdasarkan komponennya, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,4 persen yoy dan uang kuasi sebesar 1,8 persen (yoy).

Komponen M1 yang memiliki pangsa 55,7 persen dari total M2, tercatat sebesar Rp5.146,0 triliun pada Februari 2025 atau tumbuh 7,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 7,2 persen pada bulan sebelumnya.

Baca juga: BI Catat Uang Beredar Tembus Rp9.232,8 Triliun di Januari 2025

Secara rinci, perkembangan M1 terutama didorong oleh peningkatan uang kartal yang beredar di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Uang kartal yang beredar di masyarakat mencapai Rp1.009,2 triliun, tumbuh 10,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3 persen (yoy).

Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, dengan pangsa 46,1 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.370,9 triliun atau tumbuh 6,1 persen (yoy). Adapun giro rupiah mencapai Rp1.765,9 triliun, dengan pertumbuhan 7,4 persen (yoy).

Baca juga: BI Revisi Jadwal Pemesanan Layanan Tukar Uang, Ini Rinciannya

Selanjutnya, pada Februari 2025, uang kuasi dengan pangsa 43,1 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.986,4 triliun atau tumbuh 1,8 persen (yoy).

Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy). Sementara itu, tabungan lainnya dan giro valas masing-masing terkontraksi sebesar 1,1 persen (yoy) dan 0,8 persen (yoy).

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan M2

Perkembangan M2 pada Februari 2025 dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit pada Februari 2025 tercatat tumbuh 9,0 persen (yoy), sementara aktiva luar negeri bersih tumbuh 4,1 persen (yoy).

Di sisi lain, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat (Pempus) mengalami kontraksi sebesar 5,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi lebih dalam, yakni 14,1 persen (yoy).

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Antisipasi Arus Mudik, Menhub Cek Kesiapan Pelabuhan Indah Kiat Merak

Merak - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi melakukan pengecekan ke Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten… Read More

5 hours ago

MLPT Kembangkan Dua Aplikasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan

Jakarta – Ketatnya persaingan menuntut perusahaan meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi. Perusahaan yang beroperasional dengan pola… Read More

6 hours ago

Top! Laba Bersih Bank Kalsel Tumbuh 18,16 Persen Jadi Rp298,06 Miliar di 2024

Jakarta - Kinerja PT Bank Kalsel (Bank Kalsel) mencatatkan rapor biru sepanjang 2024. Bank yang… Read More

13 hours ago

Mitsubishi Fuso Bidik Market Share 40 Persen di 2025, Begini Strateginya

Jakarta – Tahun lalu, menjadi momen yang berat bagi industri otomotif, khususnya di segmen kendaraan… Read More

15 hours ago

Varnion Bantu Tingkatkan Daya Saing Industri Hospitality Tanah Air

Jakarta – Salah satu entitas usaha tidak langsung milik Grup Djarum, PT Varnion Technology Semesta… Read More

16 hours ago

PTPN III Borong Empat Penghargaan di Ajang Anugerah BUMN 2025

Jakarta - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sukses memborong sejumlah penghargaan dalam gelaran 14th… Read More

18 hours ago