Ekonomi dan Bisnis

BI: Tingkat Keyakinan Konsumen Terus Alami Penurunan

Jakarta – Berdasarkan survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa pada Februari 2019 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menurun menjadi 125,1 atau lebih rendah bila dibandingkan dengan IKK di Januari 2019 yang mencapai 125,5.

Indeks Keyakinan Konsumen di awal tahun terus menunjukkan penurunan. Pada Januari 2019 IKK menurun menjadi 125,5 atau lebih rendah bila dibandingkan dengan IKK di Desember 2018 yang mencapai 127,0. Menurunnya keyakinan konsumen ini disebabkan oleh berbagai faktor.

Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Rabu, 6 Maret 2019 menyebutkan, penurunan IKK di Februari 2019, terutama terjadi pada responden dengan pengeluaran Rp4,1 – 5 juta per bulan dan berusia 20-40 tahun. Berdasarkan wilayah, sebanyak 10 kota pelaksana survei mengalami penurunan IKK pada Februari 2019, sementara 9 kota Iainnya mengalami peningkatan IKK.

Sedangkan penurunan IKK terdalam terjadi di Kota Makassar (-8,7 poin), diikuti Banjarmasin (-8,0 poin), sementara kenaikan IKK tertinggi terjadi di Ambon 14,9 poin. Meski demikian, menurut survei BI, IKK yang masih berada di atas 100 ini menunjukkan bahwa optimisme konsumen masih terjaga di bulan tersebut.

Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada pada level optimis, meskipun tidak sekuat bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) Februari 2019 sebesar 109,4, lebih rendah dari 110,3 pada Januari 2019. Penurunan IKE disebabkan oleh penurunan semua komponen pembentuknya.

Secara spasial, melemahnya IKE terjadi di 10 kota dengan penurunan terdalam di Makassar (-10,6 poin).

Sementara itu, optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan menguat dari bulan sebelumnya, yang tercermin dari lndeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Februari 2019 sebesar 140,9, sedikit meningkat dari 140,6 pada bulan sebelumnya.

Meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama didukung oleh masih kuatnya ekspektasi terhadap penghasilan yang diterima dan ketersediaan tenaga kerja pada 6 bulan mendatang. Secara spasial, menguatnya IEK terjadi di 8 kota tertinggi di Ambon (24,8 poin).

Hasil survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga diperkirakan meningkat dalam 3 bulan mendatang (Mei 2019). Perkiraan konsumen terhadap perkembangan harga tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan barang dan jasa saat bulan puasa dan menjelang Idul Fitri.

Di sisi lain, tekanan harga dalam 6 bulan mendatang (Agustus 2019) diperkirakan menurun yang didukung oleh persepsi konsumen terhadap terjaganya pasokan barang konsumsi rumah tangga dan normalnya permintaan barang dan jasa. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

4 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

5 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

6 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

6 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

8 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

8 hours ago