Jakarta– Bank Indonesia (BI) optimis kondisi stabilitas moneter Indonesia akan lebih stabil seiring dengan menurunnya agresifitas bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikan suku bunga acuan miliknya.
Bahkan, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai, suku bunga The Fed masih dapat berpotensi turun hingga akhir tahun 2019.
“Tapi 2019 mudah-mudahan faktor terkait Fed ini sudah menjadi faktor minim. Karena tanda-tandanya Fed naikin bunga sudah hampir stop. Mungkin belum stop, mungkin ada satu kali lagi. Tapi Ada kemungkinan The Fed bunga turun,” kata Mirza pada sambutannya dalam acara Perbanas di Jakarta, Rabu 27 Febuari 2019.
Menurutnya, pada tahun ini tantangan ekonomi global sudah mulai meredam. Hal tersebut seiring dengan tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang mulai mereda.
Walau begitu pihaknya masih fokus terhadap pengendalian impor agar tetap menjaga pengendalian defisit neraca perdagangan.
“Karena kami masih tetap menempatkan pengendalian ekspor impor barang dan jasa yaitu guna mengendalikan defisit,” tambah Mirza.
Sebagai informasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sendiri telah mengubah suku bunga fed fund rate (FFR) saat ini menjadi kisaran 2,25 hingga 2,50 persen.(*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More