Gubernur BI; Rupiah masih tertekan. (Foto: Budi Urtadi)
Sebelum pengumuman hasil meeting FOMC, banyak pihak yang berharap The Fed dapat segera menaikkan suku bunganya. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang menahan suku bunga acuannya pertemuan FOMC kemarin (17/9) dikhawatirkan akan membuat ketidakpastian semakin dalam pada pasar keuangan nasional.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus D.W. Martowardojo menilai, penundaan kenaikan suku bunga oleh The Fed akan tetap berdampak pada nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, meski kondisi fundamental ekonomi nasional saat ini sudah menunjukkan perbaikan.
“Tentu akan berdampak terhadap nilai tukar. Selama Indonesia masih ada defisit transaksi berjalan, penggunaan Rupiah yang belum meluas, kewajiban karena ada utang dan bunga yang cukup banyak, memang ada tekanan terhadap Rupiah,” ujar Agus, di Jakarta, Jumat, 18 September 2015.
Agus menilai, saat ini kondisi fundamental ekonomi Indonesia sudah menunjukkan tren yang membaik. Inflasi pada tahun ini diperkirakan dapat mencapai target 4% plus minus 1%. Neraca transaksi berjalan kendati masih defisit, namun sudah menuju ke arah yang lebih sehat.
Lebih lanjut dirinya bercerita, bahwa sebelum pengumuman hasil meeting FOMC tersebut, sebelumnya banyak pihak yang berharap The Fed dapat segera menaikkan suku bunganya, karena selama ini di beberapa negara sudah mengantisipasinya lebih awal.
Menurutnya, dengan The Fed menaikkan suku bunganya, maka tidak ada lagi ketidakpastian yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia yang sudah setahun terakhir dibayangi oleh ketidakpastian tersebut.
“Jadi ketika mereka putuskan tidak ada penyesuaian, mungkin orang bisa membaca bahwa bulan depan apakah ada FOMC meeting tidak besar kemungkinannya ya. Bisa-bisa Desember pun belum tentu ada dan bisa-bisa sampai 2016,” tutupnya. (*)
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More