Ilustrasi: Gedung Bank Indonesia (BI). (Foto: Erman Subekti)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menerbitkan BI-FRN (Floating Rate Note) dan mengembangkan Overnight Index Swap (OIS) sebagai langkah memperkuat operasi moneter yang pro-market.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan tersebut ditujukan untuk meningkatkan efektivitas transmisi penurunan suku bunga, memperkuat likuiditas, dan mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing (valas).
“BI menerbitkan BI-FRN dan pengembangan Overnight Index Swap untuk tenor di atas overnight untuk membentuk struktur suku bunga yang berdasarkan transaksi di pasar uang,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Oktober 2025, dikutip, Kamis (23/10).
Baca juga: Purbaya: Ekonomi Lambat Akibat Salah Urus Fiskal-Moneter, Bukan Kondisi Global
Perry menambahkan, selain menerbitkan instrumen baru tersebut, BI juga menempuh sejumlah langkah lain untuk memperkuat operasi moneter yang pro-market.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
Sebagaimana diketahui, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility masing-masing juga tetap 3,75 persen dan 5,5 persen pada Oktober 2025.
“Dengan hasil asesmen perkiraan kedepan dan menakar berbagai risiko yang kemungkinan muncul tersebut, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 4,75 persen,” kata Perry.
Baca juga: Tok! BI Tahan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen di Oktober 2025
Perry mengatakan, keputusan tersebut sejalan dengan perkiraan inflasi tahun 2025-2026 yang tetap terjaga rendah di kisaran 2,5±1 persen. Kemudian juga dalam upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan sinergi memperkuat pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh. Prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi serta stabilitas nilai tukar rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI Rate,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More