Market Update

BI: Suplai Dolar Bertambah Buat Rupiah Menguat

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan penguatan dalam dua hari terakhir ini. Menurut Bank Indonesia (BI) penguatan rupiah yang terjadi dipicu oleh beberapa faktor dalam negeri yang memberikan sentimen positif terhadap pergerakan rupiah.

Asal tahu saja pada perdagangan hari ini (7/9) nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 24 poin atau 0,16 persen di level Rp14.869 per dolar AS. Sedangkan pada sore ini, laju rupiah ditutup menguat 73 poin atau 0,49 persen pada level Rp14.820 per dolar AS dibanding pada penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.893 per dolar AS.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat, 7 September 2018 mengatakan, langkah Bank Sentral yang mengarahkan para pengusaha untuk menjual dolar AS di pasar valuta asing (valas) telah menambah suplai dolar AS. Langkah ini pasalnya telah memberikan sentimen positif pada pergerakan rupiah terhadap dolar AS belakangan ini.

“Apresiasi para pengusaha yang mempunyai devisa, valas juga, menjual valasnya dan itu menabhah suplai di pasar, sehingga dua hari ini suplai demand berlangsung dan itu bagain penting mengenai pergerakan nilai tukar yang stabil dan hari ini menguat,” ujarnya.

Di sisi lain, kata dia, untuk mengurangi tekanan depresiasi rupiah, BI dan pemerintah akan terus melakukan langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (CAD). Salah satu yang dilakukan pemerintah yakni dengan menerapkan biodiesel 20 persen atau B20. Kebijakan ini diyakini akan menurunkan impor, sehingga defisit transaksi berjalan bisa ditekan lagi.

“B20 kan sudah diimplementasi. Ibu Menkeu juga sudah umumkan PPh impor. Tentu saja beberapa langkah terkait denga pariwisata dilakukan. Saya yakini bahwa CAD kita akan turun, tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan turun secara signifikan, dan akan mendukung stabilitas nilai tukar ke depan,” ucapnya.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa Bank Sentral berkomitmen untuk menjaga stabilitasnya melalui berbagai kebijakan yang dimiliki BI baik melalui jalur suku bunga maupun intervensi pasar valas. Sejauh ini BI sendiri telah menaikkan suku bunganya sebanyak 125 basis points (bps) menjadi 5,50 persen. BI juga sudah meningkatkan intensitas intervensinya melalui cadangan devisa.

“Komitmen kami terfokus pada kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dengan sejumlah langkah yang terus dilakukan, baik yang terkait dengan keberadaan kami di pasar tapi juga dengan suplai yang terus bertambah, yaitu mekanisme pasarnya semakin lama semakin kuat,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

7 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

7 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

8 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

9 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

9 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

9 hours ago