BI Suntik Perekonomian Rp165 Triliun

Bandung–Bank Indonesia (BI) yakin dengan kebijakan menurunkan suku bunga acuan atau BI rate, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terdongkrak.

Sebagaimana diketahui, BI telah menurunkan BI rate 25 bps menjadi 7%, juga menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer perbankan sebesar 1% menjadi 6,5%. Ini dilakukan untuk menambah likuiditas di pasar, terutama dari kapasitas perbankan dalam memberikan kredit.

“Likuiditas perbankan baik, tapi kan kita mau mendorong perekonomian. Jadi dengan diturunkannya GWM primer itu akan mengeluarkan likuiditas (perbankan) Rp34,4 triliun dari BI,” tukas Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Tirta Segara dalam diskusi dengan media di Bandung, Sabtu, 20 Februari 2016.

Menurutnya, dengan menurunkan BI rate saja pertumbuhan kredit bisa melonjak menjadi 12,5% pada tahun ini. Terlebih, lanjut Tirta, dengan diturunkannya GWM primer akan menaikkan pertumbuhan kredit ke level 14%. Demikian pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini ditargetkan pemerintah sebesar 5,3%. BI sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ada pada rentang 5,2-5,6%.

Karena, jelas Tirta, GWM primer ini merupakan instrumen operasi moneter untuk mengatur likuiditas. “Jadi dengan tambahan Rp34,4 triliun ini, multiplier effect 4,8% (rerata 5 tahun), atau istilahnya mutar-mutar itu bisa memberikan kredit sampai Rp165 triliun (bagi perekonomian),” paparnya.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M. Juhro menambahkan, bahwa pada kenyataannya ada penurunan likuiditas di pasar yang terlihat dengan tren penurunan M2 atau uang beredar. Likuiditas inilah yang hendak dinaikkan kembali oleh BI melalui penurunan suku bunga acuan dan GWM primer.

“Likuiditas ada problem, padahal momentum pembangunan mulai jalan. Kan kalau enggak ada darahnya (likuiditas) ini repot. Maka BI turunkan suku bunganya. Jadi BI lihat mana yang optimal untuk dilakukan, kami lakukan,” ujarnya. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

5 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

5 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

7 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

7 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

8 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

9 hours ago