Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengaku, sepanjang 2016 ini kondisi global diperkirakan masih menunjukkan ketidakpastian, sehingga pihaknya akan tetap fokus mencermati dinamika ekonomi global.
“Pada 2016 ini, ekonomi global masih terus melanjutkan ketidakpastian sejak krisis finansial di 2008,” ujar Agus D.W. Martowardojo, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016.
Dia mengungkapkan, kebijakan moneter di tingkat global cenderung mengetat untuk merespons perlambatan ekonomi global. Kondisi ini diyakini akan berdampak pada ekonomi domestik di tengah tren penurunan harga komoditas.
Menurutnya, kondisi tersebut memicu penurunan nilai ekspor Indonesia yang bergantung pada sumber daya alam (SDA). Sementara itu, kata Agus, ekspor manufaktur memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku impor.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa sejauh ini Indonesia juga memiliki permasalahan struktural, seperti infrastruktur, energi, pangan, pasar uang yang dangkal dan permasalahan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan pemerintah dalam berbagai kebijakan untuk penguatan stabilitas makroekonomi dan percepatan reformasi struktural,” tutup Agus. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More
Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More
Jakarta – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan, kembali dinobatkan sebagai salah satu Top… Read More