Moneter dan Fiskal

BI : Skema Subsidi Listrik Berpotensi Dorong Inflasi

Jakarta – Pemerintah berencana mengalokasikan subsidi listrik rumah tangga dengan biaya daya 900 Volt Ampere (VA) pada tahun anggaran 2017. Hal ini dikhawatirkan akan memicu laju inflasi di tahun depan.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016. “Ada risiko inflasi tinggi, terkait bagaimana policy perpindahan tarif listrik yang mengarah ke keekonomian,” ujarnya.

Sementara Bank Sentral sendiri mematok laju inflasi di 2016 dan 2017 berada pada rentan 4% plus minus 1%. Sehingga, kebijakan pemerintah ini dikhawatirkan bakal meningkatkan laju inflasi. Menurut Perry, perubahan skema tarif listrik tentu memiliki implikasi tersendiri.

Meski demikian, kata dia, untuk mengantisipasi rencana alokasi subsidi listrik rumah tangga dengan biaya daya 900 Volt tersebut, BI akan terus mencermati komponen apa saja yang berpotensi menekan inflasi di tahun depan dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah.

“Itu akan kami cermati kedepan. Koordinasi berjalan sangat baik, sehingga harga, khususnya volatile food terkendali,” tukasnya.

Sebagai informasi, Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI bersama dengan pemerintah beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk tetap mempertahankan subsidi listrik untuk golongan 900 VA sampai akhir tahun ini, dari yang sebelumnya diusulkan oleh pemerintah.

Namun, Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menegaskan, pihaknya akan tetap mengevaluasi pemberian subsidi tersebut, apakah sudah tepat sasaran atau belum pada tahun depan. (*)

 

Editor : Apriyani K

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kredit Tumbuh Kuat-DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun

Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More

12 hours ago

Pasar Domestik Lesu, Emiten STRK Agresif Ekspansi ke Pasar Ekspor

Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More

14 hours ago

Pelemahan IHSG Pekan Ini, Didorong 5 Saham Berikut

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More

15 hours ago

IHSG Pekan Ini Melemah 0,83 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.603 Triliun

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 dan ditutup di level 8.537,91.… Read More

16 hours ago

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

22 hours ago

Bandingkan UMP 2026: Jakarta vs Jawa, Selisihnya Mencolok

Poin Penting UMP 2026 telah ditetapkan di 38 provinsi berdasarkan PP Nomor 49 Tahun 2025,… Read More

22 hours ago