Ekonomi dan Bisnis

BI Sebut Tingginya Bunga KPR Picu Penjualan Properti Residensial Menurun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebut, tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan batasan minimum Down Payment (DP) kredit rumah telah menyebabkan penurunan penjualan properti residensial pada triwulan II-2018. Tercatat, pada triwulan II 2018, volume penjualan properti residensial mengalami penurunan 0,08 persen (qtq).

“Volume penjualan properti residensial triwulan II 2018 lebih rendah dibanding dengan 10,55 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya. Namun masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang menurun 27,20 persen (qtq),” ujar Direktur Departemen Statistik BI, Gantiah Wuryandani di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa penurunan penjualan properti residensial di triwulan II 2018 tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan pada rumah tipe menengah (-17,29 persen/qtq) dan rumah tipe besar (-4 persen/qtq). Sedangkan pada penjualan rumah tipe kecil menguat dari minus 1,97 persen (qtq) menjadi 11,00 persen (qtq).

“Sebagian besar responden berpendapat bahwa faktor utama yang menghambat pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan II-2018 adalah tingginya suku bunga KPR, batasan minimum Down Payment kredit rumah, pajak, dan kenaikan harga bahan bangunan,” ucapnya.

Baca juga: Pencairan FLPP di Triwulan II-2018 Capai Rp958 Miliar

Berdasarkan lokasi proyeknya, tambah dia, pada triwulan II 2018 (posisi Juni 2018) suku bunga KPR tertinggi terjadi di Bengkulu yakni 14,57 persen dan terendah di Yogyakarta sebesar 8,98 persen. Sementara berdasarkan kelompok bank, suku bunga KPR tertinggi di Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 12,25 persen dan terendah di Bank Persero sebesar 9,30 persen.

Sementara itu, berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI pada triwulan II 2018 mengindikasikan perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2018 yang tumbuh 0,76 persen (qtq), melambat dibandingkan 1,42 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya.

“Melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada semua tipe rumah. Ke depan, perlambatan kenaikan harga rumah diperkirakan berlanjut pada triwulan III-2018 sebesar 0,55 persen (qtq). (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

6 hours ago

Kaleidoskop 2025: Deretan Menteri-Wamen yang Terseret Dugaan Kasus Korupsi

Jakarta - Sepanjang 2025, berbagai kasus korupsi menjerat para pejabat Indonesia yang berhasil diungkap Komisi Pemberantasan… Read More

12 hours ago

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

23 hours ago

Ada Fitur Auto DCA Explore Plans di PINTU, Simak Manfaatnya Buat Investor

Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More

1 day ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

1 day ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

1 day ago