Yogyakarta – Di tengah perlambatan ekonomi global yang berdampak pada ekonomi Indonesia, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri hingga akhir 2019 masih akan tetap terjaga di angka 5 persen.
“Bauran kebijakan yang ditempuh BI dan Pemerintah ke depannya diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan berada di batas bawah kisaran 5,0-5,4 persen di tahun ini, dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5% persen pada 2020,” ujar Kepala Grup Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia, Retno Ponco Widarti dalam acara Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan Bank Indonesia di Yogyakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut serta mengatasi berbagai tantangan, BI menerapkan berbagai bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta sistem keuangan.
“BI telah menurunkan suku bunga 4 kali berturut-turut. Kebijakan tersebut konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil investasi keuangan domestik yang tetap menarik, serta sebagai langkah prefentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perlambatan global,” tegasnya.
Retno menambahkan, kebijakan ini juga didukung strategi operasi moneter yang terus diperkuat untuk menjaga kecukupan likuiditas. (*) Bagus Kasanjanu
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More