Jika bank sentral AS sudah resmi mengumumkan suku bunganya di semester II 2015 ini, maka diperkirakan rupiah akan kembali normal. Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Bank Indonesia (BI) menegaskan, nilai tukar rupiah yang saat ini mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), bukan hanya terjadi pada rupiah saja, namun mata uang negara lain juga mengalami depresiasi yang lebih dalam ketimbang rupiah.
“Ini adalah fenomena dolar AS. Euro melemah terhadap dolar tahun ini 10%, memangnya New Zealand dolar berapa melemahnya terhadap dolar AS tahun ini itu 15%. Rupiah hanya melemah 8%,” ujar Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015.
Menurutnya, fenomena penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia, akan berakhir setelah adanya pengumuman terkait dengan suku bunga AS (Fed Fund Rate) yang akan naik di semester II 2015 ini. Jika bank sentral AS sudah memutuskan berapa besaran suku bunga AS yang akan naik, maka situasi akan kembali normal.
“Kita Tunggu suku bunga Amerika, kepastiannya yaa. Kalau nanti suku bunga Amerika sudah naik sekali atau dua kali, situasi ini akan back to normal,” tukas Mirza.
Dia menilai, jika situasi sudah kembali normal, maka investor akan melihat positif negara emerging market termasuk pasar Indonesia dan menaruh dananya kembali.
“Orang-orang akan melihat dan mungkin capital inflow akan masuk kembali ke indonesia dan ke negara emerging market lainnya,” ucapnya.
Selain itu, pemerintah juga harus terus melakukan reform, khususnya dari sisi fiskal yang sudah ada. “Seperti, tax insentif, yang terkait tax allowance tax holiday, terkait dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada perizinan satu pintu kan. Semua itu saya rasa kan sifatnya deregulasi,” tutupnya. (*) @rezki_saputra
—-
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More