Moneter dan Fiskal

BI Rilis Sejumlah Instrumen Moneter Baru, Instrumen Lama Kurang Berhasil?

Papua Barat – Bank Indonesia (BI) menepis kekhawatiran perbankan terkait terlalu banyaknya instrumen moneter yang dikeluarkan bank sentral. Setelah menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada September lalu, BI akan merilis instrumen baru, yakni Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) pada 21 November mendatang.

Instrumen-instrumen moneter baru itu digagas untuk mendukung percepatan pengembangan pasar keuangan dalam negeri, menarik capital inflows, hingga menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Baca juga: Mitigasi Gejolak Pasar Keuangan, Ini Dia 2  Instrumen Baru yang Diterbitkan BI

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan, BI mempunyai kegiatan operasi moneter rupiah dan operasi moneter valas. Sebelum terbitnya SRBI, dari sisi operasi moneter rupiah, BI mempunyai sejumlah instrumen untuk mengelola likuiditas di pasar uang. Instrumen yang paling dominan adalah reverse repo SBN (RR SBN). Tenornya mulai dari 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.

“Dengan kehadiran SRBI yang tenornya 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Pada saat yang sama Bank Indonesia tidak lagi mengaktifkan instrumen RR SBN dengan tenor yang sama. Sehingga secara de facto, sebenarnya tidak menambahkan instrumen baru,” jelasnya dalam media gathering di Raja Ampat, Papua Barat, 11 November 2023.

Denny mengatakan, BI meyakini SRBI jauh lebih baik dari instrumen sebelumnya untuk mengakselerasi pengembangan pasar uang dan meng-attract inflow jangka pendek. Terbukti sejak diterbitkan 17 September 2023 hingga 10 November 2023, outstanding SRBI mencapai Rp153 triliun. Komposisi modal asing di SRBI mencapai Rp19 triliun atau sekitar 12 persen dari total outstanding.

Lalu dari sisi operasi moneter valas, BI akan mengeluarkan SVBI dan SUVBI. Selama ini, instrumen yang dominan di operasi moneter valas adalah term deposite valas (TD Valas). Tenornya mulai dari overnight, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan. Bank-bank yang kelebihan valas bisa menempatkan di BI melalui instrumen ini.

Baca juga: Siap-Siap! Dua Instrumen Baru BI Ini Bisa Diperjualbelikan di Pasar Sekunder

Di awal, SVBI nanti akan diterbitkan dengan tenor 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan. Setelah SVBI terbit, BI akan memberhentikan penerbitan instrumen TD valas dengan tenor yang sama.

“Dengan adanya SRBI dan SBVI kalau perbankan mengalami missmatch likuiditas jangka pendek, mereka bisa memperjualbelikan di pasar sekunder, karena sangat likuid,” pungkas Denny. (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

4 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

5 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

14 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

14 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

15 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

15 hours ago