Moneter dan Fiskal

BI Resmi Jadi Anggota CPMI Global

Jakarta – Bank Indonesia (BI) resmi diterima menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI) yang ditetapkan pada Global Economy Meeting dari Bank for International Settlement (BIS) pada 18 Maret 2018 di Buenos Aires, Argentina lalu.

BIS merupakan organisasi keuangan internasional yang bertugas mencapai stabilitas moneter dan keuangan, mendorong kerjasama internasional, dan merupakan bank bagi para bank sentral.

Dalam hal ini, CPMI merupakan komite di BIS yang berperan menetapkan standar internasional untuk mempromosikan, memonitor dan membuat rekomendasi terkait keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum. Bersama BI, turut bergabung pula Central Bank of Argentina dan Bank of Spain sebagai anggota CPMI baru, yang merupakan penambahan anggota pertama kali sejak 2009.

BI dianggap telah menerapkan secara penuh prinsip-prinsip infrastruktur pasar keuangan (Principles for Financial Market Infrastructures – PFMI) dalam systemically important financial market infrastructure yang dimiliki, yaitu Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) System dan Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS).

Dengan demikian, saat ini, Indonesia memiliki infrastruktur sistem keuangan yang signifikan, tercermin dari volume maupun nominal berukuran besar yang ditransaksikan. Selain itu, selama 2017, BI juga menyelesaikan 10,2 juta transaksi nilai besar melalui BI-RTGS, 129,3 juta transaksi melalui Kliring Nasional dan 305 ribu untuk BI-SSSS.

Dalam update terakhir yang dilakukan oleh CPMI atas asesmen implementasi PFMI, BI-RTGS dan BI-SSSS mendapat predikat tertinggi dengan nilai 4. Keanggotaan BI dalam CPMI merupakan bentuk partisipasi aktif BI setelah keanggotaan pada Basel Committee on Banking Supervisors (BCBS) di BIS.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, 20 Maret 2018 mengungkapkan, keanggotaan tersebut juga merupakan pengakuan dunia internasional atas pencapaian dan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

β€œHal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam turut serta menciptakan stabilitas moneter dan keuangan global, sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan nasional,” ujarnya.

Selain itu, Gubernur BI juga menyampaikan bahwa Bank Sentral akan berkesempatan memperoleh insight mengenai isu-isu terkini di sistem pembayaran, seperti tren digital innovation, yang dapat memperkaya proses perumusan kebijakan di Bank Indonesia. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Awal Pekan Terakhir 2025 Ditutup Naik 1 Persen Lebih ke Level 8.644

Poin Penting IHSG ditutup naik 1,25 persen ke level 8.644 pada perdagangan 29 Desember 2025.… Read More

10 hours ago

Kejar Ekonomi Tumbuh 6 Persen, INDEF Nilai Kredit Harus Naik 2 Kali Lipat

Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi 6 persen hanya bisa dicapai jika kredit perbankan naik… Read More

10 hours ago

INDEF Sebut Daya Beli Masyarakat Masih Tertekan Meski Ekonomi Tumbuh

Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi pascapandemi belum diikuti perbaikan upah riil. Meski pengangguran turun,… Read More

10 hours ago

INDEF Ungkap Strategi Ekonomi RI Tembus 6 Persen di Tengah Tekanan Fiskal

Poin Penting INDEF mendorong investasi, ekspor, dan belanja pemerintah sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi. Target… Read More

11 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Lanjut Menguat 0,87 Persen di Level 8.612

Poin Penting IHSG sesi I menguat 0,87 persen ke level 8.612,47 dengan nilai transaksi mencapai… Read More

14 hours ago

Rupiah Tertekan di Awal Pekan, Pasar Waspadai Arah Kebijakan dan Sentimen Global

Poin Penting Rupiah dibuka melemah 0,16 persen ke level Rp16.772 per dolar AS pada awal… Read More

16 hours ago