Perbankan

BI Rate Turun jadi 6 Persen, Bos CIMB Niaga Harap Bisa Turunkan Cost of Fund

Jakarta – Bank Indonesia (BI) baru saja memutuskan menurunkan suku bunga acuan 25 bps, dari 6,25 persen menjadi 6,00 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024.

Penurunan suku bunga acuan ini, adalah yang pertama sejak Februari 2021. Sepanjang Agustus 2022-April 2024, BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps hingga berada di level 6,25 persen.

Ke depannya, BI membuka ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan nilai tukar rupiah yang stabil.

Bagi sektor perbankan, penurunan suku bunga acuan ini jadi ‘jamu manis’ untuk menggenjot kinerja. Presiden Direktur PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan menyatakan penurunan suku bunga tersebut menjadi angin segar bagi industri perbankan. 

Terutama dampaknya bisa menurunkan beban atau cost of fund bank sehingga memudahkan penyalurkan kredit kepada nasabah.

Baca juga : BRI Proyeksikan BI Rate bisa Dipangkas jadi 4,75 Persen pada 2025

“Kabar bagus. Kami harap cost of fund bisa berangsur turun sehingga kredit bisa lebih murah dan bergairah di perbankan,” katanya kepada Infobanknews, Kamis, 19 September 2024.

Meski begitu, penyesuaian suku bunga bank terhadap BI Rate 6 persen, baru akan dilakukan mulai 2025 apabila kondisi ekonomi stabil.

“Tetapi ini akan perlu waktu, berangsur. Saya rasa baru bisa terlihat impact-nya mulai tahun depan jika secara ekonomi stabil,” jelasnya.

Baca juga : Jelang Pengumuman BI Rate, IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.252

Saat ini, kata dia, BNGA tengah fokus pada asset quality lantaran mahalnya cost of fund untuk mengejar profitability perusahaan.

Adapun terkait penyaluran kredit, pihaknya menilai belum terlalu signifikan meski BI telah menurunkan suku bunga di level 6 persen.

“Tahun ini untuk kredit, saya rasa belum terlalu terlihat secara overall. Pertumbuhan kredit CIMB Niaga tahun ini sekitar 5 persen,” akunya. 

Di mana, kredit sendiri didominasi oleh kredit kendaraan bermotor (KKB), usaha kecil menengah (UKM) yang tumbuh double digit. 

“Sedangkan KPR (Kredit Perumahan Rakyat) dan kredit korporasi tumbuh mild di bawah 5 persen,” pungkasnya. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

7 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

9 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

9 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

17 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

18 hours ago