Jakarta–Kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI rate) sekaligus Giro Wajib Minimum (GWM) Primer diyakini akan mendorong pertumbuhan kredit tahun ini menjadi kisaran 14%.
Limpahan likuiditas karena pemangkasan GWM Primer sebesar satu persen itu akan mendorong sisi penawaran bank, sementara di sisi permintaan belanja pemerintah yang mulai berjalan sejak triwulan pertama diyakini akan mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan sisi permintaan.
“Kami perkirakan pertumbuhan kredit yang sekarang di kisaran 10% bisa meningkat 14%,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.
Perry mengatakan, industri perbankan setidaknya akan emndapatkan limpahan likuditas Rp34 triliun dengan pemangkasan GWM Primer sebesar satu persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan pemangkasan GWM akan menimbulkan ekses likuiditas Rp34 triliun dan menjadi peluang bagi bank untuk lebih mengefektifkan penyaluran dana.
“Secara umum kondisi likuditas di akhir 2015 memang sempat agak ketat, tapi di Januari sampai Februari sudah lebih longgar dan cukup untuk mendukung kegiatan pembiayaan perbankan,” kata Agus.
Meski demikian BI masih memproyeksikan pertumbuhan kredit pada kisaran 12-14%. Pada Desember 2015, BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan 10,5% (yoy) sedikit meningkat dari bulan sebelumnya 9,8% (yoy). (*) Ria Martati
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More