Ilustrasi: Bank Indonesia. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali meraih penghargaan The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific dari The Asian Bankers, setelah sebelumnya diperoleh pada 2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, BI menyampaikan apresiasi atas penghargaan ini dan memandang penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan dunia internasional terhadap terjaganya kinerja ekonomi Indonesia.
“Serta kuatnya sinergi bauran kebijakan BI dan bauran kebijakan ekonomi nasional dalam memperkuat ketahanan, mempercepat pemulihan, dan mendorong kebangkitan ekonomi nasional,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, Rabu 14 Juni 2023.
Penghargaan tersebut disampaikan pada acara Leadership Achievement Awards Ceremony di Bangkok, Thailand. Penghargaan ini merupakan penghargaan keempat dari The Asian Banker kepada BI berturut-turut sejak 2020, yakni, The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific pada 2020, Best Systemic and Prudential Regulator in Asia Pacificpada 2021, Best Conduct of Business Regulator in Asia Pacific pada 2022, dan The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific, pada 2023
The Asian Bankers dalam penilaiannya memandang BI menunjukkan keunggulan dalam mengelola perekonomian sehingga berhasil menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian global yang tinggi.
Tiga aspek utama menjadi pertimbangan keputusan The Asian Bankers. Pertama, konsistensi BI menempuh bauran kebijakan moneter yang didukung oleh sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
“Dalam hal ini yang mampu menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi sehingga inflasi dapat lebih rendah dari prakiraan pasar dan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dapat kembali ke lintasan sebelum pandemi,” ujarnya
Kedua, BI secara konsisten juga menempuh kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking sehingga dapat menurunkan ekspektasi inflasi dan mendorong inflasi inti kembali ke dalam kisaran 3,0±1%.
Ketiga, penguatan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui strategi triple intervention, baik di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.
The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific Award merupakan penghargaan kepada Bank Sentral yang unggul dalam menjalankan perannya menjaga stabilitas makroekonomi.
Award tersebut diselenggarakan oleh The Asian Banker sebagai salah satu penyedia banking intelligence terkemuka sejak 1996, yang telah melakukan penilaian secara regular atas pencapaian bank sentral dan regulator jasa keuangan di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More
Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More