Moneter dan Fiskal

BI Proyeksikan CAD Dibawah 2,5% Terhadap PDB

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan angka defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia hingga akhir tahun 2018 berada di bawah 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, kenaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama hingga kuartal dua tahun ini masih sangat wajar melihat kondisi impor dan perekonomian nasional.

“Transaksi berjalan dalam berbagai kesempatan kami sampaikan kuartal pertama 2,1 persen per PDB, dan kuartal dua itu biasanya lebih tinggi, tidak usah kaget kalau kuartal dua memang banyak impor. Namun kita lihat secara tahunnya prediksi kami itu tidak lebih dari 2,5 persen dari PDB,” kata Perry di Kompleks BI Jakarta, Jumat 22 Juni 2018.

Dirinya menjelaskan, walau tercatat sedikit meningkat namun tingkat desifit transaksi berjalan masih tetap aman dan stabil. Dirinya menjelaskan kenaikan yang terjadi pada kuartal kedua lebih disebabkan oleh faktor musiman dalam perdagangan global.

Perry menambahkan, pihaknya juga terus melakukan langkah pre-emptive guna menarik kembali modal masuk ke dalam negeri dengan kebijakan kenaikan suku bunga dan relaksasi sektor perumahan.

Baca juga: BI Klaim Defisit Transaksi Berjalan US$5,5 Miliar Masih Sehat

“Kemungkinanan naiknya suku bunga akan semakin membuat investasi di surat berharga negara (SBN) atau fix income Indonesia itu menarik. Sehingga inflow didalam SBN maupun obligasi koorporasi naik,” kata Perry.

Dirinya juga menyebut, relaksasi makroprudensial untuk membangun sektor perumahan dapat lebih memperkuat pembiayaan dan semakin memperbaiki angka defisit transaksi berjalan untuk kedepannya.

“Kalau sektor perumahan naik itu kan juga menarik bagi investasi dalam dan luar negeri khusunya yang mau beli saham, sehingga defisit transaski berjalan yang masih relatif aman itu semakin aman dan semakin kuat karena pembiayaannya juga semakin kuat,” tukas Perry.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mengumumkan defisit transaksi berjalan di triwulan I 2018 mengalami penurunan. Defisit transaksi berjalan tercatat US$5,5 miliar atau 2,1 persen terhadap PDB, atau lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai US$6,0 miliar (2,3 persen dari PDB).

Namun demikian, defisit transaksi berjalan atau current account deficit Indonesia di triwulan I 2018 dibandingkan dengan triwulan I tahun lalu mengalami peningkatan. Pada triwulan I tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$2,4 miliar atau 1 persen dari PDB nasional.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

1 hour ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

2 hours ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

3 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

3 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

4 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

5 hours ago