Perbankan dan Keuangan

BI Proyeksi Volume Transaksi Pembayaran Digital RI Capai 147,3 Miliar di 2030

Poin Penting

  • BI memproyeksikan volume transaksi pembayaran digital tembus 147,3 miliar transaksi pada 2030, naik empat kali lipat dari 2024.
  • Melalui BSPI 2025, BI mendorong digitalisasi lewat inovasi seperti QRIS, BI-FAST, dan SNAP, yang kini mencatat dominasi 93% transaksi berbasis open API.
  • Hingga Agustus 2025, terdapat 57,64 juta pengguna dan 40,53 juta merchant, dengan transaksi lintas negara yang sudah mencakup Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang.

Bali – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan volume transaksi pembayaran digital di Indonesia akan mencapai 147,3 miliar transaksi pada 2030. Angka ini naik empat kali lipat dibandingkan 2024 yang sebanyak 37 miliar transaksi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta menjelaskan jika proyeksi pertumbuhan jumlah transaksi itu dilandaskan pada prospek digitalisasi sistem pembayaran yang terus bertumbuh.

“Bank Indonesia memperkirakan volume transaksi pembayaran digital akan mencapai 147,3 miliar pada 2030, atau naik 4 kali lipat dibandingkan 2024. Ini didorong peningkatan partisipasi ekonomi Gen Y, Z, dan Alpha, serta derasnya inovasi,” ujar Filianingsih dalam rekaman virtual pembukaan acara PRIMA Executive Gathering 2025 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 23 Oktober 2025.

Baca juga: Dihadiri Ratusan Mitra Sistem Pembayaran Nasional, Prima Executive Gathering 2025 Resmi Dibuka 

Lebih lanjut, Filianingsih menjelaskan, jika sampai 2025, lewat Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang diterbitkan di 2019, sistem pembayaran Indonesia telah mengalami lompatan kemajuan.

Melalui BSPI 2025, sejumlah inovasi teknologi telah tercipta melalui sinergi dengan stakeholders terkait lainnya. Beberapa inovasi tersebut, antara lain QRIS dan BI-FAST yang membuat transaksi keuangan menjadi lebih efisien dan aman.

Berdasarkan data BI, volume transaksi BI-FAST telah mencapai 9,18 miliar transaksi sampai Agustus 2025, atau senilai Rp24 kuadriliun sejak pertama kali diluncurkan pada akhir 2021.

“Interkoneksi pelaku sistem pembayaran juga semakin kuat, tercermin dari proporsi transaksi Standar Nasional Open API Pembayaran atau SNAP yang terus menguat,” sambung Filianingsih.

Proporsi transaksi sistem pembayaran berbasis SNAP mencapai 93 persen secara volume dan 83 persen secara nominal. Selain itu, digitalisasi sistem pembayaran turut berkontribusi langsung pada peningkatan institusi keuangan.

Baca juga: Perkuat Ketahanan Siber, RINTIS Undang Mitra Jaringan PRIMA ke Bali

Pengguna QRIS

Ia membeberkan, hingga akhir Agustus 2025, QRIS telah menjangkau 57,64 juta pengguna dan 40,53 juta merchant di seluruh Indonesia, dimana sebagian besar adalah pelaku UMKM. Untuk volume transaksi, volume transaksi QRIS telah mencapai 6 miliar transaksi dengan nominal transaksi Rp579 triliun per Agustus 2025.

“Capaian ini mendorong peningkatan rasio inklusi keuangan yang menyentuh 75,02 persen,” sebutnya.

Saat ini, QRIS telah terkoneksi lintas negara dengan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang untuk transaksi dari Indonesia ke Jepang atau Indonesia Outbound.

“Dan ini akan terus diperluas, di antaranya yang saat ini on the pipeline, yaitu dengan Jepang untuk Indonesia Inbound, serta dengan Tiongkok dan Korea Selatan,” tukas Filianingsih. (*) Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

26 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

1 hour ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago