Jakarta – Bank Indonesia memperkirakan, penyaluran kredit baru pada triwulan III 2022 melambat. Hal tersebut terindikasi dari Saldo Bersih Tertmbang (SBT) penyaluran kredit baru di triwulan III 2022, dari hasil survei periode Agustus 2022 yang sebesar 84,3%, atau lebih rendah bila dibandingkan 85,8% pada triwulan II 2022.
Seperti dikutip dari data Bank Indonesia, di Jakarta, Senin, 19 September 2022 menyebutnya, berdasarkan kelompok bank, perlambatan terindikasi terjadi pada seluruh kategori bank. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru juga terindikasi melambat pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Modal Kerja (KMK).
Berdasarkan hasil survei Agustus 2022, kebijakan penyaluran kredit baru untuk keseluruhan triwulan III 2022 secara umum diprakirakan lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT perubahan kebijakan penyaluran kredit triwulan III 2022 hasil survei periode Agustus 2022 yang tercatat negatif tipis sebesar -1,4%.
Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar pada triwulan III 2022 diprakirakan terjadi pada Kredit Investasi (KI) dan kredit konsumsi lainnya.
Meski demikian, menurut Bank Indonesia, penyaluran kredit baru terus meningkat pada September 2022, terindikasi dari nilai SBT) penyaluran kredit baru September 2022 yang diprediksi sebesar 80,1%. Peningkatan penyaluran kredit baru pada September 2022 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru diprakirakan terjadi pada seluruh jenis kredit yakni Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Komsumsi (KPR).
Kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada Agustus 2022 juga lebih longgar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard Agustus 2022 yang bernilai negatif tipis sebesar -1,2%.
Kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar pada Agustus 2022 terindikasi pada jenis KPR dan kredit konsumsi lainnya dengan SBT yang bernilai negatif, sementara lending standard pada jenis Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja, terindikasi lebih ketat dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut hasil survei, faktor yang memengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada Agustus 2022 antara lain kondisi permodalan bank, proyeksi ekonomi ke depan dan potensi risiko kredit ke depan.
Sementara pertumbuhan kredit baru pada Agustus 2022 terindikasi meningkat dibandingkan bulan Juli 2022. Hasil survei kepada perbankan menunjukkan bahwa Saldo Bersih Tertmbang penyaluran kredit baru pada Agustus 2022 sebesar 57,6%, lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya sebesar SBT 54,6%.
Berdasarkan kelompok bank, peningkatan penyaluran kredit baru pada Agustus 2022 terindikasi pada seluruh kategori bank. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada Agustus 2022 terindikasi meningkat pada jenis Kredit Modal Kerja dan Kredit Konsumsi, dengan peningkatan SBT terbesar pada KMK menjadi 60,5%.
Sesuai hasil survei, faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada Agustus 2022 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More