Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2018 masih tetap kuat yang didorong oleh adanya permintaan domestik. Hal ini sudah tercermin pada perekonomian Indonesia di triwulan II 2018 yang mampu tumbuh positif sebesar 5,27 persen (yoy) atau capaian tertinggi sejak tahun 2013 silam.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan, kenaikan pertumbuhan ekonomi di triwulan II tersebut terutama didorong oleh permintaan domestik dari konsumsi swasta dan pemerintah. Sementara itu, investasi tetap tumbuh tinggi, meskipun melambat sejalan dengan berkurangnya hari kerja di bulan Juni 2018.
Menurutnya, investasi yang tumbuh tetap baik ini juga seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur sehingga tah mendorong perbaikan konsumsi swasta. Selain itu, belanja pemerintah yang tetap kuat dan stabilitas makroekonomi yang terjaga juga diyakini akan mendukung momentum perbaikan ekonomi di tahun ini.
“Meningkatnya pertumbuhan permintaan domestik kemudian berdampak pada tingginya pertumbuhan impor, di tengah kinerja ekspor yang relatif terbatas. Penguatan struktur lapangan usaha yang terus dilakukan melalui kebijakan reformasi struktural akan semakin memantapkan akselerasi perbaikan ekonomi ke depan,” ujar Agusman seperti dikutip dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018.
Baca juga: Menko Darmin Sebut, Pertumbuhan Ekonomi Masih Bisa Sentuh 5,3%
Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi swasta baik dari rumah tangga maupun Lembaga Nonprofit melayani Rumah Tangga (LNPRT) mencatatkan pertumbuhan tinggi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat 5,14 persen (yoy) tertinggi sejak 2014, didukung oleh perbaikan pendapatan dan keyakinan konsumen serta terjaganya inflasi.
Adapun konsumsi LNPRT tumbuh 8,71 persen (yoy) ditopang oleh penyelenggaraan Pilkada serentak yang meliputi sebagian besar wilayah Jawa. Belanja pemerintah juga membaik dengan tumbuh 5,26 persen (yoy) pada triwulan II 2018, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, sehingga memberikan dorongan terhadap kuatnya permintaan domestik.
Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tetap tumbuh tinggi sebesar 5,87 persen (yoy), meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Kuatnya permintaan domestik berdampak pada tingginya pertumbuhan impor pada triwulan II 2018 khususnya di komponen barang modal dan bahan baku. Impor tumbuh 15,17 persen (yoy) sedangkan ekspor tumbuh sebesar 7,70 persen (yoy).
Dari sisi lapangan usaha (LU), perbaikan permintaan domestik tercermin pada kinerja LU Perdagangan, LU Pertanian, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU jasa-jasa lainnya yang utamanya di jasa administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, dan jasa kesehatan. Lalu, kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Konstruksi yang menurun terkait dengan jumlah hari kerja pada periode libur lebaran di Juni 2018 yang lebih panjang dibanding 2017. (*)
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More