Pelemahan mata uang bukan hanya terjadi pada rupiah saja, namun juga terjadi pada mata uang di negara lain. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat menyentuh ke level terendah yakni Rp13.512 per USD, dikarenakan permintaan Dolar AS yang mengalami trend peningkatan di akhir bulan.
Pernyataaan tersebut seperti disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo di Jakarta, Jumat, 31 Juli 2015. “Ini akhir bulan, ada permintaan Dolar AS cukup tinggi untuk pembayaran utang. Ini membuat Rupiah tertekan,” ujarnya.
Menurut Agus, pelemahan mata uang bukan hanya terjadi pada Rupiah saja, namun demikian juga terjadi pada mata uang di negara lain seperti seperti Brasil, Turki, Rusia, Malaysia, Filipina, dan Thailand yang juga mengalami tekanan terhadap Dolar AS.
”Ini kan akibat adanya penguatan Dolar AS, ada perbaikan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh lebih baik 2,3%. Kalau kondisi Amerika membaik orang menduga suku bunga The Fed naik,” tukas Agus.
Dengan menguatnya Dolar AS pada saat ini, lanjut Agus, BI mengaku akan tetap selalu berada di pasar untuk menjaga volatilitas Rupiah di batas yang sehat dan wajar serta sesuai dengan fundamental ekonomi di dalam negeri.
“Kami menjaga ketidakpastian di luar (kenaikan suku bunga The Fed). Secara umum BI akan ada di pasar,” ucap Agus.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (31/7), kurs rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF), rupiah tercatat melemah 45 poin atau 0,34% ke Rp13.504 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp13.458 per USD. (*)
@rezki_saputra
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More