Jakarta–Bank Indonesia (BI) memperkirakan pe mencatat laju pertumbuhan kredit hingga Agustus 2016 baru mencapai 6,8% secara year on year dibandingkan tahun lalu. Sementara hingga September, pertumbuhan kredit diperkirakan justru menurun.
“Pertumbuhan kredit belum terlalu kuat. Sampai Agustus 6,8%. September kami perkirakan 6,5%,” ujar Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.
Kendati demikian, kata Juda, pihaknya optimis pertumbuhan kredit hingga akhir tahun bisa berada di kisaran 7-9%. Menurutnya, ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan kredit hingga akhir tahun. Salah satunya transmisi kebijakan moneter BI yang menurunkan suku bunga acuannya.
(Baca juga : BI 7-day Repo Rate Turun 1,5%, Bunga Kredit Baru 0,6%)
Lalu faktor berikutnya yakni adanya relaksasi aturan Loan To Value (LTV), yang mulai menunjukan tanda-tanda positif yang juga didukung oleh program kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Hal ini tentu akan berdampak ke sektor properti.
“Pertumbuhan kredit di kuartal keempat kami yakin. Biasannya November-Desember itu permintaan kreditnya meningkat. Memang musimannya seperti itu,” tutup Juda. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More