Categories: Moneter dan Fiskal

BI Perkirakan Akhir Tahun Ekonomi Tumbuh Dibawah 4,9%

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 sebesar 4,73% atau melambat jika dibandingkan dengan kuartal III 2014 yang tumbuh 4,92%. Meski melambat, Bank Indonesia (BI) menegaskan, pihaknya belum mau merevisi pertumbuhan ekonomi 2015.

“Tidak, kita sekarang ini prediksi 2015 masih diantara 4,7%-5,1% tentu kita harapkan akan ada pengeluaran pemerintah yang baik di kuartal IV, dan swasta yang akan melakukan investasi dan akan melakukan upaya untuk mendorong ekonomi kita,” ujar Gubernur BI, Agus DW Maartowardojo, di Jakarta, Jumat, 6 November 2015.

Dia mengungkapkan, bahwa saat ini masyarakat sudah merespon paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Terlebih, paket kebijakan tersebut sudah sampai yang keenam. Oleh sebab itu, dengan dikeluarkan 6 paket kebijakan  diharapkan bakal mempercepat perekonomian nasional.

“Di paket kebijakan itu, kawasan ekonomi khusus yang diberikan kesempatan untuk memperoleh fasilitas fiskal itu baik sekali. Karena kalau seandainya suasana mendukung investasi sudah membaik, tapi gak ada kawasan ekonomi khusus yang siap menerima investasi, itu jadi gak optimal,” tukas Agus.

Target pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan BI dikisaran 4,7%-5,1% pada 2015, diprediksi akan berada di batas menengah kebawah. Artinya, perekonomian nasional masih akan berada pada rentang 4,7% atau dibawah 4,9%. “Mungkin di kuartal IV dikisaran 4,7%-5,1%, mungkin tumbuhnya menengah ke bawah untuk rata-rata satu tahun,” ucapnya.

Sebelumnya Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Kecuk Suharyanto mengatakan, perlambatan ekonomi nasional yang tengah terjadi saat ini, masih sejalan dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih melambat.

“Perlambatan ekonomi global masih dipengaruhi oleh masih rendahnya harga-harga komoditas dan gejolak dari pasar keuangan global yang terjadi, dan ini berdampak terhadap perekonomian kita,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, perlambatan ekonomi nasional yang terjadi saat ini, juga diakibatkan masih lesunya pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia, khususnya di sektor komoditas. Negara-negara tersebut antara lain seperti Tiongkok, Amerika Serikat (AS). (*). Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Milenial Merapat! Begini Cara Mudah Memiliki Rumah Tanpa Beban Pajak

Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More

5 hours ago

Indonesia Dorong Komitmen Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29

Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More

6 hours ago

Kapal Milik PHE OSES Selamatkan 4 Nelayan yang Terombang-Ambing di Laut Lampung Timur

Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More

6 hours ago

Bos Bangkok Bank Ungkap Alasan di Balik Akuisisi Permata Bank

Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More

7 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, BI Siapkan Dua Kebijakan Ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More

8 hours ago

Koperasi Konsumen Bank Nagari jadi Role Model Holdingisasi Koperasi

Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More

8 hours ago