Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, peran kuat investasi telah mendorong permintaan domestik dan menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2018 yang masing-masing mampu tumbuh 6,40 persen dan 5,17 persen (yoy). Investasi yang kuat didukung oleh investasi bangunan dan investasi nonbangunan.
Peran dominan permintaan domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran terutama bersumber dari investasi dan belanja pemerintah. Investasi sendiri tercatat tumbuh sebesar 6,96 persen (yoy), atau lebih tinggi bila dibandingkan dengam pertumbuhan di kuartal sebelumnya yang sebesar 5,86 persen (yoy).
Ekspansi belanja pemerintah yang mencapai 6,28 persen (yoy), menjadi pertumbuhan tertinggi sejak 2016. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga tercatat tumbuh 5,01 persen (yoy) di kuartal III 2018, atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal sebelumnya yang sebesar 5,14 persen (yoy).
Permintaan domestik yang tetap kuat pada gilirannya mendorong impor tumbuh tetap tinggi yakni 14,06 persen (yoy), meskipun lebih rendah bila dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya sebesar 15,26 persen (yoy). Adapun ekspor mencatat pertumbuhan 7,52 persen, lebih rendah dari capaian kuartal II 2018 sebesar 7,63 persen (yoy).
Sementara itu, sektor eksternal berkontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi akibat kinerja ekspor yang melemah di tengah impor yang masih tumbuh cukup tinggi merespon pertumbuhan ekonomi domestik. Ekspor neto yang negatif telah menahan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2018 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang tercatat 5,27 persen (yoy).
“Ke depan, BI berkomitmen terus menjaga stabilitas ekonomi serta memperkuat bauran kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal dan kebijakan struktural. Arah kebijakan ditempuh guna memberikan landasan kuat pada upaya menjaga keseimbangan dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi ke depan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman dalam keterangannya di Jakarta yang dikutip, Selasa, 6 November 2018.
Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perbaikan kinerja di berbagai lapangan usaha (LU). Kinerja di sektor primer membaik terutama didorong LU Pertambangan membaik, sedangkan kinerja LU Pertanian lebih terbatas. Sektor sekunder juga membaik terutama akibat pertumbuhan di LU Industri Pengolahan yang meningkat sejalan dukungan ekspor beberapa produk seperti bahan kimia dan besi baja.
Perbaikan kinerja di sektor tersier juga merata sejalan dengan peningkatan permintaan domestik. Peningkatan pertumbuhan tertinggi pada LU jasa-jasa lainnya terutama terjadi pada jasa administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, dan jasa kesehatan. Sementara kinerja LU Perdagangan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Konstruksi membaik lebih moderat. (*)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu keempat Desember 2024, aliran modal asing keluar atau capital… Read More
Jakarta – Pemerintah bakal memberikan bantuan tunai sebagai dukungan kepada para pekerja yang menjadi korban… Read More
Jakarta – Crazy Rich Surabaya, Budi Said mengajukan banding usai dirinya divonis 15 tahun penjara… Read More
Jakarta - Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi 2025 dengan salah satu langkah utamanya adalah pemberian… Read More
Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini… Read More
Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mencatatkan capaian positif yang ditandai dengan… Read More