ILUSTRASI. BI proyeksikan penjualan eceran di Juli turun. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat. Pada Oktober 2025 Indeks Penjualan Riil (IPR) diperkirakan tumbuh sebesar 4,3 persen yoy atau 219,7, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) September 2025 yang diterbitkan BI, Peningkatan penjualan eceran tersebut terutama bersumber dari kenaikan pertumbuhan penjualan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 6,4 persen yoy, Barang Budaya dan Rekreasi 4,7 persen yoy, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya 0,3 persen yoy.
Namun, secara bulanan, penjualan pada Oktober 2025 diperkirakan meningkat 0,6 persen mtm, seiring peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan nasional (HBKN) Natal yang didukung oleh kelancaran distribusi.
Baca juga: Survei BI: Penjualan Properti Lesu, Pembelian Rumah Masih Didominasi KPR
Sementara, pada September 2025 Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 218, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,7 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan 3,5 persen yoy pada Agustus 2025. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kelompok suku cadang dan aksesori 12,4 persen yoy, makanan, minuman, dan tembakau 5,4 persen yoy, serta Barang Budaya dan Rekreasi 2,6 persen yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran pada September 2025 diindikasikan tercatat kontraksi sebesar 2,4 persen mtm, setelah tumbuh 0,6 persen mtm pada Agustus 2025. Beberapa kelompok yang masih tercatat meningkat antara lain, kelompok peralatan informasi dan komunikasi 1,2 persen mtm dan suku cadang dan aksesori 1,4 persen mtm.
Sementara penurunan penjualan tercatat pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau -2,2 persen mtm, perlengkapan rumah tangga lainnya -3,4 persen, mtm, serta subkelompok sandang -19,2 persen mtm.
Adapun responden memprakirakan penjualan eceran pada tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni Desember 2025 dan Maret 2026, mengalami peningkatan.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Desember 2025 dan Maret 2026 yang masing-masing tercatat sebesar 167,7 dan 155,7, lebih tinggi dibandingkan 146,8 dan 142,3 pada periode sebelumnya. Peningkatan IEP tersebut diperkirakan didorong oleh kenaikan permintaan saat periode HBKN Natal dan libur akhir tahun, serta Ramadan dan HBKN Idulfitri 1447 H.
Baca juga: Purbaya Surati Seluruh Pemda, Minta Belanja Daerah Dipercepat
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni Desember 2025 dan Maret 2026 diprakirakan meningkat.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2025 dan Maret 2026 masing-masing sebesar 157,2 dan 172,5, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 134,6 dan 169,2Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan saat HBKN Natal 2025 dan HBKN Idulfitri 2026. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More