Moneter dan Fiskal

BI Pastikan SBI Tak Akan Merebut Dana SBN

Jakarta – Dengan diterbitkannya kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) kemarin Senin, 23 Juli 2018, Bank Indonesia (BI) meyakini, tidak akan memakan atau menggerus investasi yang seharusnya masuk ke dalam Surat Berharga Negara (SBN).

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, Bank Sentral akan berkoordinasi secara rutin dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelum melelang SBI, agar penerbitan SBI dan SBN tidak bertabrakan dan menyebabkan persaingan salam penyerapan dana.

Adapun BI berencana membuka lelang SBI setiap satu bulan sekali setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) dilakukan. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah, supaya tanggalnya tidak berdekatan,” ujarnya si Jakarta, Selasa 24 Juli 2018.

Pengaktifan lelang SBI ini bertujuan agar dapat memompa investasi portofolio asing ke dalam negeri sehingga dapat memenuhi permintaan valas di pasar, yang pada akhirnya digunakan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Meski risiko investasi melalui SBI lebih kecil, reaktivasi ini diyakini tidak membuat investor serta merta bergeser dari SBN.

Baca juga: Ini Beda SDBI dan SBI Yang Diaktifkan Kembali

SBI yang direaktivasi BI memiliki tenor investasi jauh lebih pendek dibandingkan SBN. Karakteristik investor yang disasar dari SBI pun berbeda. Investor di SBI akan lebih mencermati gejolak dan indikator perekonomian domestik karena dibayangi jatuh tempo investasi yang singkat. Sedangkan investor di SBN memiliki waktu jatuh tempo penarikan lebih panjang.

“Investor yang memang tidak memperhatikan kurs berapa, suku bunga berapa, dia bisa ke SBN. Nah kalau SBI ini tipe investor yang dia sangat memperhatikan gejolak,” ucapnya.

Reaktivasi SBI dilakukan BI untuk menambah jenis instrumen pasar keuangan yang dapat menyerap modal asing. Modal asing tersebut nantinya digunakan untuk membiayai defisit neraca transaksi berjalan. Di tengah transaksi berjalan yang terus defisit, nilai rupiah sangat rentan terhadap tekanan ekonomi global.

“Yang jadi perhatian kami bagaimana inflow masuk,” ujar dia.

Asal tahu saja, melalui lelang Sertifikat Bank Indonesia tenor 9 bulan dan 12 bulan pada Senin, 23 Juli 2018 kemarin, Bank Sentral sudah memperoleh dana berkisar Rp5,97 triliun atau 41 persen dari yang ditawarkan ke pasar senilai Rp14,24 triliun. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

7 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

21 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

22 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

22 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

22 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

23 hours ago