News Update

BI Pastikan Aturan Relaksasi LKD Segera Terbit

Jakarta–Bank Indonesia (BI) pastikan akan segera menerbitkan aturan terkait relaksasi bank yang berhak memberikan Layanan Keuangan Digital (LKD). Penerbitan aturan tersebut seiring dengan program subsidi melalui uang digital (electronic money/e-Money).

Aturan atau Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait relaksasi bank yang berhak memberikan LKD tersebut sempat molor. Pasalnya, sebelumnya aturan tersebut ditargetkan bakal terbit pada semester pertama tahun ini. Namun BI memastikan aturan tersebut akan keluar di semester kedua ini.

Program subsidi e-money tersebut rencananya diberikan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Lewat aturan yang saat ini tengah digodok oleh BI itu, maka ada kemungkinan bank yang masuk dalam kategori BUKU III (Bank dengan modal inti Rp5 triliun sampai dengan kurang dari Rp30 triliun) dapat menjadi penyelenggara LKD.‎

Sebelumnya, Bank Sentral telah mengatur pelaksanaan LKD dalam PBI Nomor 16/8/PBI/2014. Dalam beleid tersebut, BI memperbolehkan bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun atau bank BUKU IV untuk menjadi pelaku, mengingat risk management kelompok bank tersebut dianggap baik.

Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI, Pungky Purnomo Wibowo mengaku, bahwa dalam waktu dekat ini aturan terkait relaksasi LKD tersebut akan segera keluar. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan BI kepada pemerintah terkait program subsidi (bantuan sosial/bansos) melalui uang digital.

“Sudah pasti keluar (PBI) ini, tinggal hitungan hari saja. Sebentar lagi ketentuannya. LKD ini pasti jalan. Karena kitakan ada bansos untuk menyukseskan itu,” ujar Pungky di Gedung BI, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.

Dalam aturan tersebut, kata Pungky, pihaknya akan fokus pada prosedur penyaluran bansos melalui nontunai dengan sistem keagenan. Menurutnya, hal ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemerintah maupun kelompok usaha bersama (UB) di daerah-daerah seperti di Sidoardjo dan Malang.

“Kita push ke nontunai dengan‎ keagenan, kita bersama ibu Mensos dengan kelompok usaha bersama di Malang, Sidoarjo dan sebagainya kerja sama dengan beberapa bank jalan. Kita akan lebih push ke situ,” ucap Pungky.

Sebagai informasi, dalam program pemerintah tersebut, penyaluran subsidi akan dilakukan secara nontunai melalui bank yang telah ditunjuk. Bank yang ditunjuk itu pun harus melewati lelang tender yang nantinya akan dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago