Moneter dan Fiskal

BI: Padatnya Agenda Politik Tak Berdampak ke Inflasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, laju inflasi dan indikator makro ekonomi lainnya akan terjaga sesuai fundamentalnya, meski pada tahun ini perekonomian nasional akan diwarnai oleh adanya agenda politik Pemilihan Kepala Daerah dan persiapan menjelang Pemilihan Presiden 2019.

“Setiap kita melakukan agenda besar politik, stabilitas sistem keuangan bisa dipisahkan dari dinamika politik seperti Pilkada atau Pilpres,” ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2018.

Menurutnya, Indonesia sudah terbiasa menghadapi padatnya agenda politik. Indonesia juga dapat menghindari gangguan ke ekonomi dari tingginya tensi politik. Sehingga, dirinya meyakini, bahwa kondisi politik di tanah air tidak akan mengganggu stabilitas makro ekonomi nasional.

“Kita harus melihat sejarah. Di sejarah kita dalam empat tahun ini, Pilkada selalu ada bahkan sekali sesaat ada Pilpres. Tetapi setiap kali  kita melakukan itu, stabilitas sistem keuangan terjaga,” tegasnya.

Sementara itu, kata dia, di 2018, kondisi politik Indonesia akan dipadati penyelenggaraan 171 Pilkada dan juga persiapan menuju Pilpres 2019. Masing-masing partai politik dan koalisinya sudah menyiapkan ancang-ancang agenda politik untuk dapat memenangkan Pemilu tahun depan.

Potensi gangguan dari dinamika politik di 2019 juga menjadi salah satu sorotan Lembaga Pemeringkat Moody’s Investor Service. Moody’s mengingatkan Pilkada dapat mempengaruhi efektivitas reformasi kebijakan ekonomi di Indonesia.

Pihaknya menjamin, BI bersama pemerintah akan meningkatkan upaya untuk menjaga inflasi agar sesuai target di 2,5-4,5 persen (yoy). Namun demikian, neraca transaksi berjalan, diakuinya, memang diprediksi akan terjadi peningkatan defisit ke 2-2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Hal tersebut lantaran pulihnya kegiatan ekonomi domestik yang dapat memacu laju impor. “Defisit transaksi berjalan akan sedikit meningkat tetapi masih di batas yang sehat yaitu antara dua sampai 2,5 persen dari PDB,” papar dia. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

6 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

7 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

9 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

10 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

10 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

13 hours ago