Jakarta–Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan kredit pada semester kedua akan lebih baik dibanding semester pertama. Pada Januari diketahui penyaluran kredit melambat.
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi kredit yang disalurkan perbankan tercatat sebesar Rp4.009,4 triliun per akhir Januari, atau mengalami pertumbuhan 9,3% year-on-year (yoy), melambat dari 10,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Pelambatan tersebut terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo mengatakan, pertumbuhan KMK memang menurun terkait penurunan ekspor dan harga komoditas.
“Kalau harga komoditas lagi tinggi dan ekspor lagi tinggi itu tentu kebutuhan modal kerja meningkat. Tapi kalau harga komoditas lagi turun, ekspor impor turun otomatis kebutuhan modal Kerja turun,” kata Agus di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa, 22 Maret 2016.
Namun, langkah stimulus yang dilakukan Pemerintah dengan terus menggenjot pengeluaran-pengeluaran Pemerintah serta melakukan pembangunan infrastruktur diyakini berdampak pada dunia usaha di Indonesia dan pada akhirnya membuat swasta kembali meminta pinjaman untuk membiayai kegiatan mereka.
“Di semester kedua akan lebih baik dari semester pertama,” tambahnya. Dia meyakini pertumbuhan kredit tahun ini masih akan sesuai dengan proyeksi BI.
Seperti diketahui, BI meyakini pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 14% dengan pelonggaran moneter yang telah dilakukan bank sentral yaitu menurunkan suku bunga acuan, BI rate dana Giro Wajib Minimum (GWM) Primer. (*) Ria Martati
Jakarta - Pemerintah memastikan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen akan diberlakukan paling lambat mulai… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme terhadap penguatan hubungan antara komunitas… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 0,48 persen dalam periode perdagangan… Read More
Jakarta - Presiden Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich, mengaku optimistis akan masa depan ekonomi ASEAN yang… Read More
Jakarta - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK), Minggu, 24… Read More
Jakarta - Pemerintah memastikan bahwa kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai… Read More