Bandung–Bank Indonesia (BI) optimis perekonomian Indonesia bakal lebih ciamik ketimbang tahun lalu. Salah satu pendorong yang diyakini akan mendukung hal ini adalah kenaikan arus modal masuk atau capital inflow.
Dalam data statistik Neraca Pembayaran Indonesia, tercatat bahwa capital inflow yang sempat sebesar USD26 miliar pada 2014, anjlok menjadi hanya USD16,7 miliar pada tahun lalu.
“2016, perkiraan bisa dua kali lipat (dari 2015),” ujar Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M. Juhro dalam diskusi dengan media di Bandung, Sabtu, 20 Februari 2016.
Meningkatnya capital inflow pada akhirnya akan mendukung penguatan nilai tukar Rupiah, pun aktivitas perekonomian di tanah air. “Aliran masuk modal asing meningkat terutama di pasar SUN sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi dan meredanya risiko pasar keuangan global,” tutur Solikin.
Ia menjelaskan, bahwa ada dua hal utama yang mendorong capital inflow pada tahun ini. Pertama, persepsi positif terkait dengan penurunan BI Rate, paket kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, serta semakin efektifnya implementasi berbagai proyek infrastruktur.
“Juga dengan meredanya pasar keuangan tercermin dari perkiraan path Fed Fund Rate yang lebih dovish,” tandasnya. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More