Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, penanganan pandemi covid-19 memang telah melebarkan defisit fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian dirinya optimis defisit fiskal bisa kembali ditekan dibawah 3% pada tahun 2023 mendatang.
“Kami memperluas defisit fiskal dan berharap defisit ini bisa turun setiap tahunnya. Tahun 2020 sebesar 6,3%, tahun ini 5,7% dan semoga defisit fiskal bisa turun ke bawah 3% pada 2023,” kata Perry dalam diskusi virtual Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia di Jakarta, Kamis 22 April 2021.
Perry menilai, langkah Pemerintah meningkatkan defisit fiskal sebagai upaya pemulihan ekonomi cukup penting. Terlebih, pembiayaan APBN diarahkan untuk program vaksinasi nasional.
“Vaksinasi akan mempu meningkatkan mobilitas masyarakat yang akhirnya akan berdampak pada sektor perekonomian,” ujar Perry.
Sebagai informasi saja, Kementerian Keuangan mencatat, realisasi defisit fiskal dalam APBN 2020 telah mencapai 6,1% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch juga memperkirakan defisit fiskal Indonesia akan sedikit menurun menjadi 5,6% pada 2021 dari 6,1% pada 2020. Hal tersebut juga masih sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (23/12) ditutup… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More