Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pada November 2017 rupiah kembali menguat seiring dengan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga dan prospek perekonomian yang tetap baik sehingga secara point-to-point (ptp) menguat sebesar 0,27 persen (mtm) ke level Rp13.526 per dolar AS.
Demikian pernyataan tersebut disampaikan oleh Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017. Menurutnya, rupiah cenderung stabil pada 2017 meski sempat mengalami tekanan yang bersumber dari eksternal.
“Nilai tukar rupiah bergerak stabil hingga September dan melemah pada bulan Oktober 2017 dipengaruhi oleh faktor eksternal,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pelemahan rupiah tersebut juga sejalan dengan pelemahan nilai tukar yang terjadi di hampir seluruh mata uang dunia terhadap dolar AS yang seiring adanya normalisasi kebijakan moneter, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga, dan rencana reformasi pajak di AS.
“Ke depan, Bank Indonesia tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar,” ucapnya. (*)
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti perkembangan digitalisasi yang semakin canggih, memudahkan, dan lebih… Read More
Jakarta – Direktur BCA Haryanto Budiman menilai kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024 dapat… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 7 November 2024, ditutup ambles… Read More