Jakarta — Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September lalu, kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin, setelah pada bulan sebelumnya BI juga menurunkan suku bunganya. Dengan demikian, BI 7-day RR saat ini berada pada level 4,25 persen. Kendati demikian ruang pelonggaran suku bunga masih terbuka.
Chief Economist Bank Mandiri, Anton Hermanto Gunawan menilai, BI masih dapat berpeluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7DRR, hingga akhir tahun 2017 mendatang. Hal tersebut melihat ekspektasi pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2017, serta tingkat bunga riil saat ini ditambah laju inflasi yang terkendali.
“Kemarin memang waktu ketemu investor, dan pandangan ekonomi luar, mereka bilang, sudahlah jangan cut lagi BI 7 Day RR, karena bisa mempengaruhi kurs. Tapi kami sendiri dari kajian masih melihat ada ruang, dan itu akan sangat bergantung pada data triwulan III,” ungkap Anton di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2017.
Baca juga: BI Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Acuan Hingga Akhir 2017
Anton memproyeksikan, bank sentral akan mempertimbangkan apakah akan kembali memberikan stimulus di kuartal terakhir tahun ini, berdasarkan hasil pertumbuhan ekonomi kuartal III-2017. Anton, optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang akan dapat tumbuh lebih baik dari kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV mendatang akan didorong oleh perbaikan pertumbuhan belanja pemerintah. “Ada peningkatan dari sisi pertumbuhan belanja pemerintah di mana pada kuartal III dan IV tahun 2016 angka pertumbuhan belanja pemerintah masih negatif, yaitu minus 2,95 persen dan minus 4,05 persen. Belanja pemerintah membaik pada kuartal I-2017 di mana pertumbuhannya mencapai 2,71 persen,” jelas Anton.
Selain itu, yang menjadi pertimbangan BI untuk dapat menurunkan suku bunganya ialah tekanan terhadap nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir. Anton menilai walau terdapat tekanan, volatilitas rupiah masih tetap terjaga. Ia mengataka,n nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan kembali ke rentang Rp13.400 di akhir tahun. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More