Moneter dan Fiskal

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp9.078,6 triliun, atau tumbuh melambat sebesar 6,7 persen year on year (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 7,2 persen yoy.

Kepala Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyebutkan berdasarkan komponen, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen yoy dan uang kuasi sebesar 4,2 persen yoy.

Lebih rinci lagi, komponen M1 dengan pangsa 55,3 persen dari M2, pada Oktober 2024 sebesar Rp5.022,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,1 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen yoy.

Baca juga: Rp981 Triliun Uang Judi Online Mengalir ke Luar Negeri, Komdigi Lakukan Ini

“Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah dapat ditarik sewaktu-waktu,” kata Denny dalam keterangan resmi, Jumat 22 November 2024.

Kemudian, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2024 sebesar Rp970,1 triliun, atau tumbuh 12,4 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada September 2024 sebesar 10,6 persen yoy.

Sementara, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,3 persen terhadap M1 tercatat sebesar Rp2.324,5 triliun pada Oktober 2024 atau tumbuh sebesar 6,0 persen yoy. Ini relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

“Giro rupiah tercatat sebesar Rp 1.727,6 triliun, atau tumbuh sebesar 5,7 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 6,1 persen yoy pada bulan sebelumnya,” jelasnya.

Pada Oktober 2024, uang kuasi dengan pangsa 43,5 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.946,5 triliun atau tumbuh 4,2 persen yoy. Sebelumnya juga tumbuh 5,3 persen yoy pada September 2024.

Adapun, berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka dan tabungan lainnya tumbuh masing-masing sebesar 4,6 persen yoy dan 4,9 persen yoy. Sementara itu, giro valas tumbuh sebesar 2,0 persen yoy.

Baca juga: BI Perpanjang Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit hingga 30 Juni 2025

Denny melanjutkan, berdasarkan faktor yang memengaruhi perkembangan M2 pada Oktober 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus). 

Penyaluran kredit pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 10,4 persen yoy, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Sedangkan tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus pada Oktober 2024 terkontraksi sebesar 0,1 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,3 persen yoy.

“Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,6 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 0,3 persen yoy pada September 2024,” pungkas Denny. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

5 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

6 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

6 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago