Agus Martowardojo; Stimulus pertumbuhan kredit. (Foto: Dok. Infobank)
Pada triwulan III ini, kredit perbankan diperkirakan akan tumbuh lebih cepat lantaran penyerapan anggaran pemerintah yang lebih maksimal. Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2015 akan berada pada kisaran 13%-14%. Hal tersebut akan tercapai jika pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyentuh di kisaran 5%-5,4% di sepanjang tahun ini.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015. Menurutnya, perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi di triwulan I dan II ini lebih disebabkan oleh suplai kredit dari perbankan yang berkurang, karena permintaan kredit yang masih terbatas.
“Tapi kalau untuk triwulan III dan IV dari sisi permintaan karena ada stimulus dari sisi anggaran fiskalnya, akan meningkat. Secara keseluruhan kami meyakini akhir tahun pertumbuhan kredit 13%-14% itu masih dicapai, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi antara 5%-5,4,” ujarnya.
Dia meyakini, memasuki triwulan III, kredit perbankan diperkirakan akan tumbuh lebih cepat lantaran penyerapan anggaran pemerintah yang lebih maksimal. “Dengan keyakinan belanja fiskal itu akan semakin tinggi dan akan mendorong pertumbuhan serta kredit, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tukasnya.
Lebih lanjut Perry menjelaskan, memasuki triwulan III ini, belanja anggaran pemerintah akan lebih maksimal, sehingga mendorong permintaan dan pertumbuhan kredit. “Ini yang akan kita lihat di triwulan III dan IV, kita meyakini akan jauh lebih baik pertumbuhannya dari realisasi triwulan I dan II,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini bank-bank sudah ancang-ancang untuk memperbesar penyaluran kreditnya, sejalan dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan oleh BI. Dengan kebijakan tersebut, akan menjadi sinergi yang baik dari BI untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di 2015.
“Jadi ini (kebijakan makroprudensial) yang menjadi sinergi yang baik dari BI itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengendorkan likuiditas dan melonggarkan makro indonesia supaya mendorong suplai kredit dari perbankan,” tutup Perry. (*) @rezki_saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More