Categories: Moneter dan Fiskal

BI: Ketidakpastian The Fed, Buat Market Terbiasa

Surabaya – Janet L. Yellen dan kawan-kawannya dari Federal Open Market Committee (FOMC) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) (The Federal Reserves/Fed) tadi malam. Penundaan kenaikan suku bunga ini, karena masih lemahnya data ekspor, serta inflasi di AS.

Kendati bank sentral AS kembali menunda kenaikan suku bunganya di bulan Oktober ini, Bank Indonesia (BI) mengaku masih menunggu keputusan The Fed hingga akhir tahun ini. Pasalnya, The Fed, memiliki cara pandang tersendiri, dalam memutuskan suku bunganya, sejalan dengan kondisi ekonomi global saat ini.

“Rapat The Fed yang bulan Oktober sudah selesai dan nanti kita tunggu lagi yang bulan Desember. Memang rapat yang tadi malam itu, statement The Fed menunjukkan agak sedikit hawkish yaa,” ujar Deputi Gubernur BI, di Surabaya, Kamis, 29 Oktober 2015.

Ketidakpastian The Fed terkait dengan rencananya untuk menaikkan suku bunganya, telah membuat kondisi pasar keuangan di Asia termasuk Indonesia mengalami turun naik. Namun demikian, Mirza meyakini, bahwa dalam kedepannya pasar keuangan akan terbiasa dengan kondisi seperti ini.

“Tapi pada intinya, lama-lama juga market akan terbiasa. Jadi memang setiap kali rapat The Fed, kurs negara-negara berkembang termausk Indonesia melemah. Tapi setelah rapat The Fed, kursnya menguat lagi. Menurut saya, itu nanti market makin lama akan terbiasa,” tukasnya.

Lebih lanjut Mirza menegaskan, kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed, tetap akan terjadi seiring dengan kondisi perekonomian global saat ini. Namun, dirinya menilai, bank sentral AS diperkirakan tidak akan menaikkannya dalam rapat FOMC hingga akhir tahun ini.

“Menurut saya, market konsesus sih masih percaya bahwa kenaikan suku bunga Amerika itu tidak di tahun 2015. tetapi memang kenaikan suku bunga Amerika itu pasti akan datang. Mungkin di 2016 apakah di kuartal I atau apakah di kuartal II,” ucap Mirza.

Sebagaimana diketahui, dalam hasil voting yang dilakukan dalam rapat FOMC menunjukkan mayoritas anggota komite sepakat menahan suku bunga di kisaran angka 0 sampai 0,25%. Mereka yang mengambil suara untuk tidak menaikkan suku bunga adalah Yellen, William C. Dudley, Lael Brainard, Charles L. Evans, Stanley Fischer, Dennis P. Lockhart, Jerome H. Powell, Daniel K. Tarullo, dan John C. Williams.

Tercatat hanya anggota komite Jeffrey M. Lacker yang memilih untuk menaikkan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin dalam pertemuan tadi malam. “Demi mendukung kemajuan berkelanjutan bagi penyerapan tenaga kerja dan menjaga stabilitas harga, Komite hari ini menegaskan kembali pandangannya bahwa saat ini suku bunga di kisaran 0 sampai 0,25% masih ideal,” ujar Yellen. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

11 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

12 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

15 hours ago